Selasa 27 Jul 2010 06:10 WIB

Pengebom Ledakkan Diri Dekat Rumah Menteri Pakistan, 8 Tewas

REPUBLIKA.CO.ID,PABBI, PAKISTAN--Seorang pembom jibaku menewaskan tujuh orang pada Senin, meledakkan diri di pertemuan pejabat tinggi Pakistan, yang melayat putra menteri korban pembunuhan tersangka Taliban. Polisi menyatakan pembom itu dihentikan ketika mencoba berjalan masuk rumah Mian Iftikhar Hussain, menteri penerangan propinsi Khyber Pakhtunkhwa di kota kecil Pabbi, Afghanistan baratlaut.

Pembom itu meledak sesaat setelah Menteri Dalam Negeri Pakistan Rehman Malik datang menyampaikan belasungkawa atas kematian putera berusia 28 tahun Hussain, Mian Rashid, yang ditembak mati pada Sabtu. "Tujuh orang, termasuk tiga polisi, tewas dan 21 luka," kata pejabat tinggi polisi Imran Kishwar kepada kantor berita Prancis AFP melalui telepon dari tempat kejadian itu.

Dokter Suhrab Khan di rumah sakit utama di Pabbi memastikan tujuh mayat dibawa masuk setelah serangan itu, yakni tiga polisi dan empat warga. Korban luka parah dilarikan ke ibukota propinsi Peshawar dan sembilan orang lain dirawat setempat, kata dokter tersebut. Hussain dianggap menteri baratlaut paling lantang terhadap pejuang Taliban.

Ia juga bekerja sebagai juru bicara pemerintah propinsi. Bom dan serangan oleh tersangka pejuang Taliban dan terkait Alqaida menewaskan lebih dari 3.560 orang di seluruh negara bersenjata nuklir Pakistan sejak pasukan pemerintah mengepung masjid keras di Islamabad pada Juli 2007.

Banyak dari kekerasan itu terpusat di Pakistan baratlaut dan wilayah perbatasan dengan Afghanistan, tempat sekitar 143.000 tentara Amerika Serikat dan NATO berperang untuk membalik keadaan perang sembilan tahun melawan gerilyawan Taliban. "Pembom jibaku itu berusaha memasuki kumpulan pelayat di rumah Mian Iftikhar. Polisi, yang mencoba menghentikannya, juga tewas," kata pejabat tinggi polisi Liaqat Ali.

Pabbi terletak dekat dengan desa asal warga  Amerika Serikat-Pakistan Shahzad Faisal, yang mengaku berusaha meledakkan Times Square, New York, pada 1 Mei. Serangan pesawat tak berawak Amerika Serikat pada Minggu menewaskan sedikit-dikitnya delapan pejuang di Waziristan, bagian dari daerah suku Pakistan, yang Washington sebut markas besar dunia Al Qaida dan wilayah paling berbahaya di bumi.

Waziristan masuk dalam perbaruan sorotan setelah Shahzad mengaku menerima pelatihan bom di sana selama kunjungan 40 hari ke Pakistan. Amerika Serikat meningkatkan tekanan atas Pakistan untuk menumpas tempat di sepanjang perbatasan Afghanistan.

Panglima Pakistan tidak mengesampingkan serangan di Waziristan Utara, namun menyatakan keberhasilan di Waziristan Selatan dan daerah Swat di baratlaut perlu digalang untuk mencegah pasukan mereka terlalu tegang. Pakistan memperdaya Amerika Serikat dengan diam-diam mendukung Taliban, yang mengambil keuntungan besar dari negara adidaya itu, kata suratkabar "The New York Times" pada Minggu, mengutip dokumen, yang dibocorkan kelompok WikiLeaks.

Gedung Putih menanggapi dengan kecaman keras pembocoran itu dan menyatakan tindakan tersebut dapat mengancam keamanan negara dan membahayakan nyawa warga Amerika Serikat dan sekutunya. Surat kabar itu melaporkan 91.000 dokumen, yang dikumpulkan dari seluruh tentara Amerika Serikat di Afghanistan dan menunjukkan Pakistan secara giat bekerja sama dengan kelompok Taliban.

sumber : ant/reuters/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement