Kamis 29 Jul 2010 07:43 WIB

Inggris Selidiki Kemungkinan Tentara Salah Tembak di Afghanistan

REPUBLIKA.CO.ID,KABUL--Pejabat pertahanan Inggris pada Selasa menyatakan, kematian salah satu tentaranya di medan perang Afghanistan diselidiki, karena diduga tewas akibat salah tembak. Pernyataan dari kementerian itu mengatakan, asap untuk menggerakkan pasukan mungkin jatuh dekat dalam gerakan di daerah Sangin, tempat perlawanan Taliban mencapai tingkat tersengitnya. "Penyelidikan sedang berlangsung untuk menentukan bukti dan tidak ada keterangan lebih lanjut pada saat ini," kata pernyataan itu, yang dikeluarkan pejabat tinggi penerangan kementerian itu, Nick Manning.

Sekitar 150.000 tentara asing di Afghanistan terlibat dalam perang semakin sengit melawan Taliban dan sementara kematian akibat salah tembak jarang terjadi, kematian pasukan keamanan Afghanistan atau penduduk lebih umum terjadi. Sejumlah of 325 tentara Inggris tewas dalam gerakan di Afghanistan sejak serbuan pimpinan Amerika Serikat pada Oktober 2001.

Inggris memiliki sekitar 9.500 tentara di Afghanistan sebagai bagian dari kekuatan asing untuk memerangi Taliban, kebanyakan dari mereka ditempatkan di propinsi bergolak Helmand. Lebih dari 390 tentara asing kehilangan nyawa dalam kemelut Afghanistan sejak awal tahun ini, kata hitungan AFP berdasarkan atas laman mandiri www.icasualties.org.

Peningkatan jumlah korban tewas menjadi berita buruk bagi Washington dan sekutunya, yang pemilihnya semakin putus asa oleh korban dalam perang di tempat jauh itu, yang tampak berkepanjangan dan tak berujung. Pasukan Inggris akan menyerahkan pengawasan wilayah bergolak Samin, Helmand, kepada pasukan Amerika Serikat pada akhir tahun ini, kata Menteri Pertahanan Inggris Liam Fox pada pekan lalu.

Taliban, yang mengobarkan perang terhadap pasukan asing di Afghanistan, menyatakan pasukan Inggris ditarik akibat tekanan serangan pejuang. "Itu merupakan awal dari kekalahan pasukan Inggris di Afghanistan," kata juru bicara Taliban Yousuf Ahmadi, yang membacakan pernyataan Mullah Omar, pemimpin kelompok gerilya tersebut.

"Kami mengalahkan mereka di Sangin. Mereka akan segera dikalahkan di wilayah lain Afghanistan," tambah Ahmadi melalui telepon dari tempat dirahasiakan. Pasukan Inggris mengalami kekalahan terbesar di Sangin, tempat lebih dari 100 prajuritnya tewas di kota pasar itu dan daerah sekitarnya atau hampir sepertiga dari seluruh korban asal Inggris sejak tentara negara itu terlibat dalam perang di Afghanistan pada 2001.

Perdana Menteri Perdana Menteri Inggris David Cameron mengatakan kepada radio Inggris BBC pada Rabu bahwa negaranya bisa mulai menurunkan jumlah tentaranya dari 9.500 saat ini di Afghanistan segera pada tahun depan jika pasukan setempat dapat mengambil alih kendali keamanan. Pasukan Inggris di Afghanistan berjumlah terbesar kedua setelah Amerika Serikat.

Cameron pada Juni menyatakan ingin tentaranya mundur dari Afghanistan dalam lima tahun, tanpa menentukan jadwal waktu tepatnya. Pengumuman Inggris mengenai rencana penarikan pasukan itu disampaikan di tengah peningkatan jumlah prajurit asing tewas di Afghanistan.

Pemerintah gabungan baru di London menjadikan perang di Afghanistan kebijakan utama politik luar negerinya. Namun, dengan Inggris menghadapi kesulitan anggaran, pemerintah Perdana Menteri David Cameron ingin mengurangi biaya di Kementerian Pertahanan sampai sedikitnya 25 persen, meskipun telah berikrar menambah dukungan tentara.

sumber : ant/reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement