REPUBLIKA.CO.ID,KASHMIR--Polisi India kian brutal menembaki demonstran di Kashmir. Korban meninggal dunia pun terus bertambah akibat tembakan polisi India. Terakhir, Rabu waktu setempat, dua demonstran harus meregang nyawa setelah ditembus peluru polisi India dan akibat luka-lukanya.
Kedua korban menambah panjang daftar demonstran yang meninggal dunia menjadi 29 orang sejak aksi demonstrasi dimulai lima hari lalu. Kejadian itu membuat harapan redanya gejolak di Kashmir menjadi tipis. Bahkan, Rabu malam waktu setempat, sebuah pengumuman disiarkan dari masjid-masjid yang menyerukan demonstrasi baru.
Penduduk Kashmir yang mayoritas Muslim menentang diberlakukannya jam malam di daerahnya. Ribuan demonstran yang turun ke jalan-jalan di kota itu sebagian besar merupakan kalangan pemuda. Seperti dikutip Guardian, salah seorang tokoh politik lokal, Syed Ali Shah Gilani, meminta agar aksi parlemen jalanan itu dilakukan dengan damai.
Dalam beberapa hari terakhi, ribuan pemuda yang marah karena perlakukan pemerintah India, telah melempari pasukan keamanan dengan batu, membakar kantor-kantor pemerintah, dan menyerang stasiun kereta api serta kendaraan dinas milik pemerintah. Polisi mengatakan dua bangunan pemerintah telah dibakar kemarin di Kota Shopian Selatan.
Di Srinagar, ibukota Kashmir, Gilani mengingatkan kekerasan bukanlah aksi milik gerakan Kashmir. Kekerasan hanya merugikan perjuangan rakyat Kashmir.
Sebagian besar pengunjuk rasa yang meninggal dunia akibat tembakan polisi India atau karena dipukuli. Selain itu, ratusan demonstran lainnya terluka. Seorang juru bicara polisi paramiliter India berdalih melepaskan tembakan untuk membela diri. Pasukan keamanan akan senantiasa menahan diri.