Senin 06 Sep 2010 19:09 WIB

Din Minta Perundingan Indonesia-Malaysia Jangan Hanya Formalitas

Rep: Nashih Nashrullah/ Red: Endro Yuwanto
Din Syamsuddin
Din Syamsuddin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Din Syamsuddin, menyatakan perundingan Indonesia dan Malaysia jangan hanya formalitas di atas kertas. Akan tetapi pembahasan harus mengakar pada pokok persoalan sebagai negara tetangga, serumpun dan sekeyakinan Islam.

Tak hanya menyangkut perbatas tetapi juga keamanan, tenaga kerja, ekonomi, dan budaya. ''Pemimpin kedua negara diharapkan menyentuh itu,'' kata Din di sela-sela acara i’tikaf lailatul qadar bertajuk 'Membangun Peradaban Quran di Indonesia', Ahad (5/9) tengah malam.

Oleh karena itu, ungkap Din, perlu dikembangkan satu sikap hidup berdampingan atas dasar saling memahami, menghormati, dan kepentingan bersama. Sebab, prinsip inilah yang kurang diperhatikan saat ini. Kedua negara justru memupuk sentimen negatif dan saling memandang rendah satu sama lain. Padahal, semestinya masing-masing pihak perlu menyadari kelebihan dan kekurangannya.

Indonesia, lanjut Din, tidak boleh memandang remeh Malaysia karena telah memberikan pengaruh ekonomi bagi jutaan TKI yang bekerja di sana. Begitu pula Malaysia tidak boleh merendahkan Indonesia. Pasalnya, sebagai negara besar dengan jumlah penduduk dan sumber daya alam yang besar, Indonesia berpotensi menjadi bangsa maju di masa mendatang.

Ke depan, jelas Din, pola kerjasama dan saling memahami harus dijalankan. Namun, upaya ini menuntut keteladanan kepemimpinan. Hubungan yang dijalin tidak atas dasar materialistik. Misalnya, keingingan mendapat dukungan Malaysia untuk maju sebagai Ketua ASEAN tidak lantas mempertaruhkan dan menggadaikan sikap. ''Kalau ini terjadi, pertaruhan dan penggadaian prinsip kelak akan muncul lagi,'' tegas dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement