Jumat 08 Oct 2010 03:11 WIB

Na Lho, Ancaman Teror di Eropa Kian Nyata

Rep: Wulan Tunjung Palupi/ Red: Endro Yuwanto
terorisme
Foto: cicak.or.id
terorisme

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSEL--Eropa menghadapi ancaman dari organisasi utama Alqaidah di Afghanistan dan Pakistan serta organiasi yang berafiliasi dengan mereka di semenanjung Arab dan Afrika Utara. Terorisme di Eropa juga berasal dari ancaman para pemegang paspor Uni Eropa sendiri yang bergabung dengan latihan militer.

Koordinator penanggulangan terorisme Uni Eropa, Giles de Kerchove, menegaskan bahwa ancaman teror di Eropa adalah sangat nyata. Menurut dia amat mungkin kelompok Alqaidah akan melakukan serangan simbolis di benua biru tersebut.

De Kerchove menambahkan, ada 25 anggota kelompok militan berencana kembali ke Eropa setelah menyelesaikan pelatihan di wilayah perbatasan Afghanistan-Pakistan. "Ini nyata. Pejabat publik tidak akan menakut-nakuti warganya jika tidak memiliki bukti yang jelas" kata de Kerchove. Ia mengatakan, ancaman ini masih berada dalam konteks umum yang risikonya belum berkurang akhir-akhir ini.

Sejak beberapa tahun lalu, menurut de Kerchove, ancaman teror memang tidak pernah benar-benar sepi.  Peringatan terbaru ini, lanjut dia, adalah konfirmasi dari apa yang sering diucapkannya baru-baru ini. "Maksudnya adalah Anda tidak dapat bilang bahwa tidak ancaman sama sekali," kilah dia.

Intelijen Eropa mempercayai bahwa kelompok teror terutama Alqaidah ataupun kelompok lainnya masih berniat melakukan serangan besar-besaran. De Kerchove menyatakan, kelompok ini sebenarnya sudah terdesak dan untuk itulah mereka membutuhkan serangan simbolik untuk menaikkan sedikit citra mereka. Serangan bertubi-tubi pesawat tanpa awak yang dilakukan intelijen AS di wilayah tak bertuan, di pegunungan Pakistan-Afghamistan merupakan pukulan telak bagi kelompok ini.

Pemerintah Prancis menyadari adanya militan yang kembali ke Eropa di saat wilayah itu berada dalam kondisi siaga untuk kemungkinan serangan di Eropa. Beberapa negara seperti Inggris dan AS sudah terlebih dulu mengeluarkan peringatan terkait ancaman ini.

"Anak-anak muda yang terlatih dalam pertempuran berangkat dari Eropa ke wilayah tersebut, berencana untuk kembali lagi mungkin melalui Turki," demikian tutur satu sumber intelijen AS seperti dikutip AFP.

Sumber intelijen AS memberitahu rekan-rekan mereka di Eropa mengenai kegiatan kelompok  ini selama beberapa pekan di wilayah perbatasan Pakistan-Afghanistan. Peringatan senada kemudian dikeluarkan oleh intelijen Inggris.

Seorang pejabat Prancis juga mengatakan 25 anak muda yang memiliki pengalaman pertempuran di wilayah perbatasan tanpa hukum akan mampu untuk mengorganisasikan serangan di Eropa. "Kami menganggapnya ini serius, namun jika warga merasa takut, itulah yang diharapkan teroris, karena mereka ingin menyebarkannya, " kata  Menteri Dalam Negeri Jerman, Thomas de Maizière.

Pekan ini AS, Inggris, Jepang, dan Swedia mengeluarkan peringatan waspada dari kemungkinan serangan teroris oleh Alqaidah dan kelompok yang berafiliasi dengan mereka. Namun Maizière mengatakan tidak ada perlu bersikap reaktif dan jangan membiarkan peringatan itu justru membantu teroris menyebarkan ketakutan.

Peringatan teror di Eropa keluar setelah AS dan Inggris melaporkan adanya rencana Alqaidah melakukan serangan di Inggris, Perancis, dan Jerman, mirip seperti serangan di Mumbai tahun 2008 yang menewaskan 166 orang.

sumber : AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement