Sabtu 13 Nov 2010 19:21 WIB

Medvedev: Mata-mata Rusia Harus Belajar dari Pengkhianatan

REPUBLIKA.CO.ID,SEOUL--Presiden Rusia Dmitry Medvedev meminta badan spionase kebanggaan Rusia pada Jumat supaya membenahi jajarannya setelah seorang perwira mata-mata mengkhianati jaringan agennya untuk Amerika Serikat. Badan Intelijen Luar Negeri (SVR) sedang berusaha mengatasi pengkhianatan kepala jaringan mata-mata Moskow yang beroperasi di Amerika Serikat, kegagalan intelijen Rusia paling serius setelah berakhirnya Perang Dingin. "Harus ada penyelidikan internal dan pembelajaran harus dilakukan," kata Medvedev kepada wartawan dalam konferensi pers setelah temu puncak G20 di Seoul.

Saat ditanya mengenai laporan dari koran Kommersant yang melepas berita tersebut, Medvedev mengatakan: "Bagi saya, yang diterbitkan oleh Kommersant bukanlah berita, saya sudah mengetahui pada hari itu terjadi."

Kommersant mengidentifikasi Kolonel Shcherbakov, yang dikatakan sebagai pelaku yang bertanggung jawab atas kebocoran informasi mengenai jaringan mata-mata Rusia di AS pada Juni.

Penahanan mata-mata tersebut mencoreng wajah Moskow, beberapa hari setelah temu puncak di Washington antara Medvedev dengan Presiden Barack Obama. Para agen yang ditahan ditukar para Juli dengan orang yang disangka mata-mata untuk Barat oleh Rusia, dengan gaya barter agen spionase seperti masa Perang Dingin.

Mereka pulang disambut selayaknya pahlawan di Moskow, menyanyikan lagu patriotis bersama Perdana Menteri Vladimir Putin, yang mantan agen KGB, dan menerima penghargaan dari Medvedev dalam upacara Kremlin yang pribadi. Putin mengatakan pada saat mereka telah dikhianati tetapi berhubung tingkat senior mata-mata AS dan fakta bahwa Shcherbakov mampu kabur dari Rusia menambahkan spekulasi bahwa kepala SVR Mikhail Fradkov bisa dipecat.

"Mata-mata tersebut diduga seorang pejabat senior Rusia dan memiliki akses besar terhadap informasi sensitif, seperti sejumlah identitas agen dan kegiatan para agen dalam Amerika Serikat," kata Jay LeBeau, seorang mantan pejabat CIA. "Ia pasti dalam posisi melakukan kerusakan besar terhadap kepentingan intelijen Rusia," tambahnya.

"Bisa dipastikan bahwa orang itu juga memberikan informasi lain kepada AS," jelas LeBeau. Kegagalan tersebut telah melemahkan posisi badan spionase di Moskow, menyebabkan perdebatan perlu atau tidak digabungkan dengan Badan Keamanan Federal, pewaris utama dari KGB masa Soviet.

sumber : ant/reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement