REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON--Pejabat tinggi militer Amerika Serikat pada Jumat mewaspadai langkah untuk memotong bantuan ke Mesir karena keresahan yang terjadi melawan pemerintah Presiden Hosni Mubarak. "Saya hanya berhati-hati untuk melakukan apa pun hingga kami dapat benar-benar memahami apa yang sedang terjadi, " kata Laksamana Mike Mullen dalam wawancara oleh ABC News.
Mullen saat itu ditanya mengenai kemungkinan membekukan bantuan besar AS kepada Mesir, langkah yang sedang dipertimbangkan oleh Senator Republikan John McCain. "Itu bukan jatuh pada saya untuk memutuskan," kata Mullen.
"Tetapi pada saat yang sama, saya ingin sedikit lebih memahami mengenai apa yang terjadi sebelum kami mengambil langkah tertentu," tambahnya. Selama bertahun-tahun Mesir menjadi penerima bantuan terbesar kedua setelah Israel dari dana bantuan asing AS -- 1,3 milyar dolar AS selama 30 tahun, menurut Mullen.
Di samping peralatan militer, bantuan tersebut telah "membangun satu hubungan... yang kuat" antara militer AS dan Mesir, kata Mullen. "Dan dengan itu ada beberapa hal berhubungan yang tak kasat mata, terkait bagaimana mereka akan mengurus diri sendiri dan fokus mereka serta apa yang mereka mengerti supaya bisa menjadi yang seharusnya, yang saat ini merupakan sangat, sangat positif," jelasnya.
Mullen menggambarkan bantuan AS ke Mesir sebagai "investasi yang akan dibayar dalam waktu lama." McCain memimpin serangkaian seruan dalam Kongres AS agar Mubarak segara mengundurkan diri, menguatkan kritik kepada mitra lama AS.