REPUBLIKA.CO.ID,RAMALLAH--Perunding Senior Palestina Saeb Erikat telah mengundurkan diri dari jabatannya sebagai negosiasitor PLO, yang dia jabat sejak tahun 2003. Hal itu diampaikan Erikat hari Sabtu (12/2), sebatai bentuk tanggung jawab atas bocornya dokumen rahasia yang dipublikasikan jaringan TV Aljazeera, terkait dengan kondisi yang diberikan tim perunding Palestina kepada Israel soal al Quds, hak pengungsi Palestina dan sebagainya.
AFP mengutip dari seorang pejabat Palestina, yang menolak disebutkan namanya, dia mengatakan bahwa pengunduran diri Erikat menyusul penyelidikan yang dilakukan oleh Otoritas Palestina terhadap masalah dokumen rahasia yang bocor.
Tim penyelidikan menyampaikan temuan ini kepada Mahmud Abbas dan komite eksekutif PLO. Sumber ini mengatakan, dari hasil penyelidikan tersebut Erikat mengundurkan diri. Mengomentari berita pengundura diri Erikat ini, Dr. Hassan Abu Hashish, kepala kantor media pemerintah Palestina di Gaza, mengatakan bahwa pengunduran diri Erikat itu menunjukan pada keadaan yang menyertai kegagalan proses negosiasi.
Dia mengatakan bahwa kegagalan itu bukan bagi Erikat saja tetapi bagi seluruh timnya. Bukan saja gagal memperjuangkan perubahan dalam pemerintahan Palestina yang dipimpin oleh Abbas, namun juga menyebabkan rakyat Palestina ke jurang kehancuran.
Karena itu sudah saatnya bagi semua kekutan politik Palestina untuk membuat konsep kepemimpinan nasional baru bagi rakyat Palestina yang berdasarkan pda hak-hak dan konstanta, terang Abu Hashish menggarisbawahi.
Sementara itu, Fawzi Barhum, juru bicara Hamas, mengatakan bahwa pengunduran diri Erikat itu tidak cukup. Menurutya semua yang terlibat dalam memberikan konsesi kepada Israel sebagaimana diungkapkan oleh dokumen rahasia yang bocor tersebut harus mendapatkan perhitungan atas perbuatannya.
Dia menuntut pembentukan sebuah tim investigasi nasional untuk menyelidiki peran masing-masing dan setiap orang yang terlibat dalam korupsi dan konspirasi terhadap rakyat Palestina.
Barhum berharap pengunduran diri Erikat ini menjadi sinyal perubahan yang nyata dan berakar di tubuh otoritas Palestina. Dia mendesak otoritas Palestina di Ramallah untuk mengumumkan kegagalan perundingan dan mengakhiri seluruh proses perundingan.