Selasa 22 Feb 2011 17:37 WIB

AS Desak Libya Hentikan Pertumpahan Darah

Demonstrasi di Libya
Demonstrasi di Libya

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Hillary Clinton Selasa (22/2) mendesak pemerintah Libya untuk menghentikan "pertumpahan darah yang tidak dapat diterima" di tengah laporan media tentang tindakan kekerasan sadis terhadap unjuk rasa di beberapa kota besar. "Kami bergabung dengan masyarakat internasional yang sangat mengecam kekerasan di Libya," kata Hillary dalam pernyataannya.

"Saat inilah waktu untuk menghentikan pertumpahan darah yang tidak dapat diterima ini," tambah dia. Sejumlah saluran televisi dari negara Arab dan beberapa kantor berita dari barat melaporkan bahwa Angkatan Udara Libya mengebom kawasan rumah penduduk di dua kota terbesar Libya, Tripoli dan Benghazi, namun pemerintah Libya menyangkal keterangan tersebut.

Menurut organisasi internasional, korban tewas oleh pasukan pemerintah mencapai 500 orang sejak unjuk rasa melawan pemimpin negara yang lama berkuasa, Muamar Gaddafi dimulai pada 15 Februari. Sementara itu Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Ban Ki Moon mengumumkan Dewan Keamanan PBB akan mengadakan pertemuan darurat untuk membicarakan keadaan di Libya.

sumber : Antara/RIA Novosti-OANA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement