REPUBLIKA.CO.ID,FRANKFURT--Maskapai penerbangan Lufthansa asal Jerman menyatakan pada Kamis membekukan penerbangan reguler ke Tripoli hingga sekurangnya pada Senin mengingat adanya kerusuhan di ibu kota Libya. "Kami memutuskan untuk membekukan penerbangan ke Tripoli hingga Minggu, kami akan menganjurkan akan melanjutkan pada Senin tergantung pada perkembangan situasi," kata seorang juru bicara kepada AFP.
Lufthansa biasanya terbang ke Tripoli sekali per hari dari bandara penghubungnya di Frankfurt, tetapi telah membawa pulang "antara 600 dan 700" orang kembali ke Jerman dalam sepekan terakhir menggunakan pesawat terbang lebih besar dari umumnya, kata juru bicara maskapai tersebut. "Kami berpendapat telah memenuhi kebutuhan bagi seluruh penumpang Lufthansa yang ingin meninggalkan negeri tersebut," tambahnya.
Pada Selasa, Austria Airlines, anak perusahaan Lufthansa, telah membekukan penerbangan selama enam pekan ke ibu kota Libya, dengan kesaksian orang asing yang mengatakan suasana menyeramkan saat mereka melarikan diri dari kekacauan di sana. Ribuan dari warga asing dilaporkan memenuhi bandara Tripoli berharap untuk kabur dari krisis yang meluas itu, serta pasokan makanan dan air minum yang semakin menipis.
Beberapa negara telah mengirimkan pesawat terbang dan kapal untuk menyelamatkan warga negaranya dari eskalasi situasi tanpa hukum saat pemimpin Libya Muamar Gaddafi masih tetap berusaha mempertahankan kekuasaannya. Pada pagi ini, maskapain penerbangan Alitalia dari Italia mengumumkan bahwa mereka juga akan menghentikan penerbangan ke negara tersebut.
Warga di timur Libya yang dikuasai oleh pembangkang negara, dan sebelumnya ricuh oleh penindasan rezim Gaddafi, telah berjanji akan melakukan gerakan barisan menuju ibu kota, salah satu kota terkenal yang pernah menjadi tempat pertempuran masa Perang Dunia Kedua. Di Kiev, Sekretaris Jenderal NATO Anders Fogh Rasmoussen mengatakan persekutuan militer tidak berencana untuk mencampuri kerusuhan itu dan tidak menerima perintah seperti itu.