REPUBLIKA.CO.ID,PRETORIA--Duta Besar Libya untuk Afrika Selatan, Abdullah Al Zubeidi, pada Senin mengatakan bahwa sepertinya pemimpin Libya, Muammar Gaddafi tidak akan turun dari kekuasaannya walaupun terjadi pertumpahan darah di negara itu. Abdullah mengatakan dalam jumpa pers di Pretoria, Afrika Selatan, bahwa pemberontakan masih terjadi di sejumlah besar kawasan negara itu, khususnya di bagian timur Libya yang tidak sepenuhnya berada dalam kekuasaan pemerintah selama satu setengah pekan yang lalu.
"Pemerintahan Gaddafi ternyata masih kuat, inilah mengapa banyak terdapat pertumpahan darah. Rakyat telah mencari kesempatan seperti ini untuk menyatakan pandangan mereka dalam mencapai masa depan yang lebih baik," kata Abdullah. Ketika ditanya mengenai kedekatan dirinya dengan Gaddafi dan apakah pemimpin itu akan turun, Dubes itu menjawab bahwa sepertinya dia tidak akan turun. "Jika dipandang dari segala arah dia tidak akan turun dengan mudah," tambah dia.
Ketika ditanya mengenai Gaddafi mungkin akan menggunakan senjata kimia untuk melawan rakyatnya, Dubes Abdullah mengatakan bahwa dia bukanlah pejabat militer dan Abdullah tidak mengetahui informasi tentang hal tersebut. "Melihat perkembangan selanjutnya kami akan memikirkan segala pilihan untuk mendukung rakyat kami di Libya, ini merupakan satu cara dari kota bagi kami namun pengunduran diri pun tidak akan menghancurkan rezim dengan besar," jawab Abdullah mengenai pengunduran dirinya jika pertumpahan darah berlanjut.
"Kami ingin berada di sekitar Libya sehingga setidaknya kami dapat melakukan jumpa pers seperti ini. Kami dapat berdiri bersama rakyat kami, kami dapat melayani rakyat kami, kami dapat melakukan apa pun yang dibutuhkan masyarakat internasional di Libya," kata Abdullah.
"Kami dapat melayani hal itu kapan pun, namun keberadaan kami sangatlah jelas," tambah Dubes Abdullah.