Sabtu 12 Mar 2011 09:00 WIB

Wuih..Peselancar California Justru Menantikan Gelombang Tsunami Datang

REPUBLIKA.CO.ID,Tsunami pada Jumat (11/3) mungkin telah menewaskan hingga 1.000 orang di Jepang dan mengakibatkan kekacauan di California utara, tapi agak ke selatan, di Malibu, peselancar malah bergairah dan tetap menggunakan papan selancar mereka. "Kami ingin mengatakan kami berada di dalam tsunami," kata Julie Gandolfo, seorang pengasuh bayi dan disc jockey yang menghabiskan waktu dua jam untuk berselancar dan menghadapi 10 gelombang di atas papan panjangnya, bahkan saat gelombang tinggi menyapu pantai US West Coast.

"Kami adalah bagian dari samudra. Saya cuma mau mengirim cinta buat saudara-saudari saya di Jepang," tambah perempuan bertato yang berusia 31 tahun itu sebagaimana dikutip wartawan AFP, David Finnigan, dan dipantau ANTARA di Jakarta. Garis pantai Southern California tak terlalu parah diterpa gelombang dibandingkan daerah yang lebih ke utara, tempat perahu rusak di Santa Cruz dan Crescent city dan satu orang hanyut ke laut.

Di Malibu, salah satu surga bagi peselancar yang berada kurang dari satu jam berkendaraan ke Pacific Coast Highway dari Los Angeles, permukaan air laut sangat tenang, dan cuma ada gulungan kecil ombak di bawah langit yang nyaris bebas dari awan. "Itu sih tak ada apa-apanya," kata Paul Harman, staf penjualan yang berusia 42 tahun dan istirahat pagi dari perusahaan pakaian tempatnya bekerja di Culver City, yang berdekatan. "Sekalipun ada tsunami, di sini tak ada apa-apa ... Sekarang kami kecewa."

Seorang rekannya sesama peselancar, Ernie McCoy, pensiunan manager perusahaan fasilitas umum yang berusia 73 tahun dari Van Nuys, California, mulanya berharap akan ada ombak yang lebih besar. Tapi ia juga tak terperangkap tsunami. "Itu bukan ombak, itu gelombang," kata McCoy. "Kamu tentu tak ada berada di situ."

Seorang penjaga pantai tanpa pakaian atas dan sendirian berdiri di dekat karang terjal Malibu saat ia mengawasi setengah lusin peselancar yang dengan tenang duduk di papan selancar mereka di air datar di bawah tempatnya berjaga. Permintaan resmi agar warga menjauh dari laut tampaknya tak mempunyai pengaruh --bahkan sekalipun beberapa ratus mil agak ke utara, seorang pria hanyut ke laut sewaktu ia berusaha mengambil gambar tsunami yang datang menerjang.

Di sepanjang Pacific Coast Highway, para wisatawan berhenti dan memarkir kendaraan mereka untuk menyaksikan pantai yang terbebas dari tsunami tersebut. "Cuma menikmati pemandangan," begitu komentar Oliver Fyfe dari Montreal, Kanada. Gandolfo, yang memiliki penampilan gadis peselancar California klasik yang pesona, menjelaskan sebanyak 10 rekannya, sesama peselancar, saling berkirim pesan pada Kamis malam (10/3) waktu setempat. Mereka bergairah mengenai dampak tsunami, yang diduga menimbulkan gelombang besar di California.

Di Jepang, tsunami yang dipicu oleh gempa bumi terbesar yang tercatat menerjang pantai timurnya, menewaskan ratusan orang saat gelombang setinggi 10 meter menghumbalang mobil, kapal dan rumah, serta menyulut kebakaran besar yang tak terkendali. Di bagian timur-laut Jepang, daerah di sekitar pembangkit listrik tenaga nuklir dikosongkan setelah sistem pendingin reaktor itu tak berfungsi dan tekanan mulai meningkat di dalam kompleks tersebut.

Polisi mengatakan 200 sampai 300 mayat ditemukan di kota Sendai, kota di pantai timur-laut Jepang, kota di Prefektur Miyagi, yang paling dekat dengan pusat gempa. Tapi pihak berwenang menyatakan mereka tak bisa mencapai daerah itu karena banyak jalan rusak.

Beberapa jam kemudian, gelombang menerjang pantai Hawaii dan U.S. West Coast, tempat pengungsian warga diperintahkan mulai dari California hingga Washington tapi tak banyak laporan mengenai kerusakan. Seluruh Pasifik telah disiagakan --termasuk daerah pantai Amerika Selatan, Kanada dan Alaska-- tapi gelombang tak separah yang dikhawatirkan.

Di California, setelah dua jam berada di air, Gandolfo mengatakan gelombang yang ada cuma "air tenang yang cantik".Rekan peselancarnya, manager teknik perangkat lunak yang bernama Rich yaker, tak terlalu diplomatis mengenai kondisi berselancar yang tak mengesankan. "Saya telah berada di sini berhari-hari dan menghadapi arus yang jauh lebih besar daripada hari ini," kata Yaker.

Hingga Jumat sore, aroma marijuana dapat tercium di dekat tanjung Malibu, saat satu penggemar olah raga pantai dengan gembira menikmati udara senja, sementara samudera luas terhampar di hadapannya.

sumber : antara/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement