REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR - Puluhan mahasiswa dan pelajar Indonesia di Jepang saat ini banyak mengungsi di Kampus Universitas Ibaraki dan Kampus Universitas Tsukuba, di Prefektur Ibaraki, Jepang, paska gempa dan tsunami yang melanda negeri itu, Jumat dini hari (11/3).
Keterangan tertulis KBRI di Tokyo, sebagaimana diterima Antara, di Denpasar, Senin, menyatakan, mereka sedang mempersiapkan langkah-langkah evakuasi bagi 414 WNI di Prefektur Miyagi dan Prefektur Iwate, dua wilayah paling parah terkena gempa. Di seluruh Jepang, menurut data KBRI di Tokyo, bermukim 25.546 WNI yang kebanyakan untuk menuntut ilmu.
Laporan Persatuan Pelajar di Ibaraki menyatakan, WNI mahasiswa di Universitas Tsukuba semua mengungsi dan kebanyakan di Kampus Kasuga. Mereka adalah Ikono, Nur Hasanah, Winny, Muliasari, Ekawati, Cendra, Sidiq Hidayat dan keluarga, Noladhi, Thia juwita, Dini dan keluarga, Yudi Setiawan dan keluarga, Kadafi, Desti, dan Nizam.
Sedangkan di Unversitas Ibaraki, seluruh WNI bernaung di rumah keluarga Liyantorno. Mereka adalah Krissandi dan keluarga, Rida dan Ratih serta Cahyo. Secara umum kondisi di Tsukuba, Ami, dan Mito relatif lebih aman walau gempa susulan masih sering terjadi sekitar 10 menit sekali.
Tim KBRI Tokyo saat ini juga tengah mempersiapkan pendistribusian logistik bagi 100 WNI di Kota Warai dan Mito yang mengungsi di sejumlah sekolah dan gereja Indonesia. Mereka membawa makanan, selimut, pakaian kering, dan alas tidur sudah mencapai rute 4 atau 164 kilometer dari lokasi penampungan pengungsi di Kota Sendai Senjomachi. Jalan tol ditutup sehingga tim harus menggunakan jalur biasa yang sangat padat dan merayap.
Dilaporkan di lokasi ini toko banyak tutup dan kehabisan logistik. Menurut sumber NHK, 1.000 orang dinyatakan hilang, 485 diberitakan tewas dan sebanyak 9.000 orang mengungsi.