Rabu 16 Mar 2011 13:43 WIB

Wadah Penahan Reaktor No.3 PLTN Fukushima Dikhawatirkan Rusak

REPUBLIKA.CO.ID,TOKYO--Wadah penahan (containment vessel) reaktor no. 3 di pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima No. 1 mungkin sudah rusak, kata juru bicara pemerintah pada Rabu, merujuk pada uap radioaktif yang telah menyebar. Badan keselamatan nuklir pemerintah mengatakan tingkat radioaktif mencapai 10 "millisievert" per jam pada pukul 10.40 waktu setempat namun menambahkan bahwa kemungkinan unsur radioaktif keluar dari reaktor No. 2.

Pemerintah dan Tokyo Electric Power Co (TEPCO) berupaya keras untuk mengatasi krisis nuklir yang saat ini terjadi pasca gempa bumi pada Jumat yang mengguncang wilayah Jepang sebelah timur laut. TEPCO juga mempertimbangkan untuk menyemprotkan asam borat dengan helikopter untuk mencegah panasnya batang bahan bakar nuklir di reaktor bermasalah lain, reaktor No. 4, dari keadaan kritis lagi dan memulai reaksi nuklir berantai.

Pada Rabu pagi, api kembali muncul pada reaktor No. 4 yang sudah memiliki risiko kebocoran materi radioaktif tingkat tinggi namun uap tidak lagi terlihat 30 menit kemudian, menurut TEPCO. Reaktor No. 3 mulai menarik perhatian setelah siaran televisi secara langsung menunjukkan bahwa reaktor tersebut mengeluarkan asap putih pada sekitar pukul 10.00.

Sekretaris Kabinet Yukio Edano mengatakan dalam konferensi pers bahwa asap tersebut diketahui membubung mulai sekitar pukul 08.30 waktu setempat dan menyebutkan "Ada kemungkinan bahwa wadah penahan reaktor no.3 rusak". Meski demikian, Edano mengatakan bahwa pemerintah tidak memiliki rencana untuk memperluas wilayah evakuasi dari radius 20 kilometer dari PLTN saat ini.

Untuk reaktor No. 4, otoritas itu mengatakan bahwa pada Selasa, air dalam kolam kondensasi yang memuat batang bahan bakar mungkin mendidih dan tingkatanya mungkin sudah turun dan memperlihatkan batang bahan bakar nuklir. Pemerintah mengumumkan agar TEPCO memasukkan air ke dalam kolam "secepat mungkin untuk mencegah bencana nuklir besar."

Berdasarkan tingkat radiasi di reaktor, pekerja sudah tidak dapat lagi menambahkan air ke kolam yang bermasalah, kondisi yang sulit membuat otoritas mengevakuasi sekitar 730 dari 800 pekerja dari tempat itu, menurut TEPCO. "Masih ada kemungkinan keadaan kritis kembali terjadi," kata TEPCO pada Rabu dan pihaknya juga mengumumkan rencana untuk mengendalikan reaktor No. 4.

Bila batang bahan bakar reaktor tidak menjadi lebih dingin, mereka dapat terpapar unsur radioaktif. Diperkirakan 70 persen dari batang radio aktif sudah rusak di reaktor No. 1 dan 33 persen di reaktor No. 2, kata TEPCO. Inti dari kedua reaktor diyakini sebagian mencair dan sistem pendingin mereka tidak berfungsi karena gempa berkekuatan 9,0 pada skala Richter dan tsunami pada Jumat.

Pada reaktor No. 2, ruang tekanan yang terhubung dengan wadah penahan rusak setelah ledakan hidrogen pada Selasa pagi. Ledakan yang kelihatan sebagai ledakan hidrogen juga terjadi pada Selasa pagi pada reaktor No. 4 sebelum para pekerja di PLTN melihat uap membumbung pada sekitar pukul 05.45 pada Rabu di lantai empat bangunan reaktor dan diyakini menjadi tempat yang sama ledakan yang menimbulkan api sehari sebelumnya. Reaktor tersebut telah dihentikan pemeriksaan rutinnya sebelum gempa terjadi.

sumber : antara/Kyodo-OANA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement