Kamis 17 Mar 2011 07:36 WIB

Pakar Nuklir AS: Radiasi di Ambang Mematikan

Pekerja PLTN Fukushima mengenakan pakaian pelindung sebelum masuk ke area pabrik
Foto: AP
Pekerja PLTN Fukushima mengenakan pakaian pelindung sebelum masuk ke area pabrik

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Greg Jaczko, Ketua Komisi Pengaturan Nuklir AS (NRC), mengatakan upaya untuk mendinginkan reaktor dengan air laut dan mencegah batang bahan bakar meleleh tampaknya gagal. "Pekerja di sekitarnya bisa terkena dosis radiasi yang berpotensi mematikan," katanya.

Reaktor itu berada di area pusat listrik pembangkit listrik bertenaga nuklir (PLTN) Fukushima.

Menteri Energi AS, Steven Chu, mengatakan bahwa situasi di PLTN itu tampaknya lebih serius daripada krisis parsial di PLTN Three Mile Island di Pennsylvania pada tahun 1979.

Selama hari-hari krisis Fukushima, perhatian telah beralih dari gedung reaktor 1 sampai 3, reaktor ke 2, kembali ke 3 - dan sekarang, ke 4.

Bukan reaktor aktual yang menyebabkan keprihatinan. Sebaliknya,  adalah pada kolam menyimpan batang bahan bakar yang telah diambil dari reaktor ketika ditutup untuk pemeliharaan sebelum gempa terjadi.

Ada laporan bahwa tingkat air rendah, dan sekarang Komisi Pengaturan Nuklir AS (NRC), yang memiliki tim penasihat ahli di Jepang, mengatakan kolam telah benar-benar kering.

Ini berarti batang bahan bakar kemungkinan sudah terkena udara. Tanpa air, mereka akan lebih panas, yang memungkinkan bahan radioaktif untuk menguap. NRC mengatakan tingkat radiasi mungkin sangat tinggi, mengundang potensi  bahaya baru bagi pekerja di PLTN.

Perusahaan pengelola LTN bahkan telah memperingatkan "kembali memasuki masa kritis" - bahwa sebuah reaksi berantai nuklir bisa mulai antara batang bahan bakar di kolam yang sekarang kering. "Itu tidak akan menyebabkan ledakan nuklir tetapi akan meningkatkan pelepasan zat radioaktif."

Departemen Luar Negeri Amerika mendesak warga Amerika yang tinggal di dalam radius 80 km (50 mil) dari Fukushima Daiichi, yang terletak 220 km dari Tokyo, untuk meninggalkan area  zona eksklusi yang lebih luas daripada 20 km yang disarankan oleh pemerintah Jepang.

Beberapa personil militer AS di Jepang telah diberi tablet untuk menolak efek radiasi yang mungkin.

Inggris kini telah menyarankan warganya saat ini di Tokyo dan di sebelah utara ibukota untuk mempertimbangkan meninggalkan daerah itu.

Pekerja telah menyiram reaktor dengan air laut dalam usaha panik untuk menstabilkan suhu. Tapi helikopter dikerahkan untuk membuang air di fasilitas pada hari Rabu ditarik keluar di tengah kekhawatiran terhadap tingkat radiasi di udara di atas situs tersebut.

Unit Polisi telah diminta untuk membawa meriam air, biasanya digunakan dalam pengendalian kerusuhan, untuk disemprotkan pada batang bahan bakar.

sumber : BBC
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement