Jumat 27 May 2016 14:10 WIB

Australia Diminta Waspadai Superbug yang Kebal Semua Jenis Antibiotik

Bakteri yang tahan terhadap antibiotik umum yang merupakan harapan terakhir pengobatan infeksi telah ditemukan di AS.
Foto: abc
Bakteri yang tahan terhadap antibiotik umum yang merupakan harapan terakhir pengobatan infeksi telah ditemukan di AS.

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Hanya masalah menunggu waktu saja sebelum akhirnya superbug terbaru yang kebal semua jenis pengobatan antibiotik tiba di Australia. Seorang pakar penyakit menular memperingatkan.

Pakar kesehatan AS telah melaporkan kasus pertama pasien yang kebal terhadap semua jenis obat antibiotik yang ada. Temuan ini mengungkapkan keprihatinan yang besar superbug ini dapat menimbulkan ancaman serius bagi infeksi umum jika superbug ini menyebar.
 
Seorang permepuan berusia 49 tahun ditemukan mengidap bakteri yang tahan terhadap colistin, jenis antibiotik yang dikenal sebagai upaya terakhir pengobatan antibiotik. Jenis bakteri yang kebal colistin ini sudah juga terdeteksi di Asia dan Eropa.
 
Pakar Mikrobiologi Peter Collignon dari Australian National University mengatakan para pelancong tidak bisa disangkal lagi akan membawa bakteri ini ke Australia. Dia khawatir superbug ini akan menyebar, terutama jika gen superbug itu masuk ke bakteri lain yang lebih mudah terjangkiti.
 
"Saya masih percaya dengan rumah sakit di Australia dan infrastruktur yang kita miliki di Australia terutama kualitas air yang bersih serta kontrol produksi dan pendistribusian makanan yang baik di negara kita. Dengan cara ini kita bisa memiliki masalah yang lebih kecil dibandingkan tempat-tempat seperti di Cina atau India, tapi kita tidak bisa berpuas diri,” katanya.
 
Profesor Collignon mengatakan strain superbug yang kebal obat ini berevolusi ketika orang mulai memberikan antibiotik colistin yang sangat beracun dan jarang digunakan untuk ternak di Cina dan sebagian Eropa. Ia mengatakan kemungkinan epidemi di Australia rendah tetapi tidak bisa dikesampingkan.
 
"Kita perlu melakukan segala yang kami bisa untuk mengurangi kesempatan masuk dan berkembangnya superbug ini. Yang paling penting adalah menghentikan penggunaan obat ini secara internasional melalui tekanan dari gabungan semua kepala pemerintahan untuk mengatakan 'sudah cukup, ini terlalu berbahaya jika dibiarkan berlangsung terus'. Tidak ada bedanya memaksakan binatang tumbuh lebih cepat," kata Profesor Collignon.
 
Infeksi superbug ini dideteksi di AS dan dilaporkan dalam kajian yang dipublikasikan oleh Masyarakat Mikrobiologi AS- Antimicrobial Agents and Chemotherapy.
 
Superbug itu sendiri pertama kali terinfeksi dengan DNA kecil yang disebut plasmid, yang kemudian menurunkan gen yang disebut mcr-1 dan inilah yang kemudian memicu ketahanan terhadap colistin.
 
"[Ini] kemudian memunculkan bakteri yang benar-benar kebal terhadap obat. Sepengetahuan kami, ini adalah laporan pertama kasus mcr-1 di Amerika Serikat," kata studi yang dilakukan oleh Walter Reed dari National Military Medical Centre.
 
Wanita itu tidak melakukan perjalanan di luar AS selama lima bulan sebelumnya, yang berarti ia tidak tertular superbug itu dari tempat lain.
 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement