REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Mendiang penyanyi legendaris lagu-lagu Mandarin Teresa Teng ternyata pernah memiliki paspor palsu Indonesia. Demikian disampaikan South China Morning Post dalam peringatan 65 tahun bintang pop asal Taiwan itu.
Ulasan tersebut bersamaan dengan Google yang menampilkan gambar sketsa (Google Doodle) Teresa Teng di mesin pencarian, Senin (29/1).
Harian SCMP yang bermarkas di Hong Kong tersebut menurunkan tulisan berjudul "Lima hal yang belum diketahui tentang penyanyi yang meninggal dunia mendadak karena serangan asma saat liburan di Chiangmai, Thailand, pada 8 Mei 1995 itu.
Pertama, Teresa memiliki nama asli Deng Lijun, marganya sama dengan pemimpin terkenal China Deng Xiaoping. Kesamaan marga itu pua membuat dia sering dijuluki sebagai "Deng Kecil".
Kedua, pada 27 Mei 1989, lebih dari 300 ribu orang menonton konser bertajuk "Nyanyian demokrasi dipersembahkan kepada Cina" di Happy Valley Racecourse, Hong Kong. Satu hal yang paling mengemuka dalam konser itu adalah pernyataan Teng, "rumahku ada di atas sisi gunung yang lain".
Ketiga, Teng memiliki penggemar yang cukup banyak di Jepang. Padahal bintang pop kelahiran 29 Januari 1953 itu dilarang memasuki negara itu pada 1979 karena kedapatan memiliki paspor palsu Indonesia yang dia beli seharga 20 ribu dolar AS.
Keempat, oleh karena dicintai banyak orang di Taiwan, pejabat setempat memberikan penghormatan terakhir saat pemakaman Teng. Di antara ribuan pelayat, terdapat Lee Teng Hui yang saat itu menjabat Presiden Taiwan.
Kelima, banyak orang tahu mengenai kisah asmaranya dengan aktor terkenal Jackie Chan, namun sedikit sekali yang tahu bahwa dia pernah bertunangan singkat dengan pengusaha asal Malaysia, Beau Kuok, pada 1982 yang juga anak dari Robert Kuok, mantan pemilik South China Morning Post.
Selama ini Teng dikenal sebagai penyanyi yang memopulerkan lagu berjudul "Yue Liang Dai Biao Wo de Xin" atau "Rembulan mencerminkan suasana hatiku".
Lagu tersebut tidak hanya populer di kalangan penggemar musik berbahasa Mandarin, Kanton, Hokkian, Jepang, dan Inggris, melainkan juga menyebar hingga Malaysia dan Indonesia. Penggemar Teng di Hong Kong juga banyak sehingga pada 1996 perjalanan hidupnya difilmkan oleh sutradara Peter Chan.
Film berjudul "Comrades: Almost a Love Story" itu mendapatkan penghargaan di Hong Kong, Taiwan, dan Festival Film Internasional Seattle, Amerika Serikat. Patung lilin Teng juga menjadi salah satu koleksi di museum Madame Tussauds di Hong Kong