Selasa 30 Jan 2018 14:04 WIB

Serangan Bom Mobil Ambulan Matikan Perekonomian di Kabul

Pemerintah Afghanistan diminta menjaga keamanan dan melindungi kehidupan masyarakat.

Keruskan akibat serangan mobil ambulans di Kabul pada Sabtu lalu.
Foto: The Kabul Times
Keruskan akibat serangan mobil ambulans di Kabul pada Sabtu lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, Sejumlah pemilik toko di Kabul menyatakan serangan bunuh diri pada di alun-alun Sadarat pada Sabtu lalu, telah  menimbulkan kerugian finansial yang besar baginya. Mereka mengakui sebagian besar tokonya hancur total di.

Abdullah, salah satu pemilik percetakan swasta di daerah itu mengatakan bahwa dia selama ini telah menginvestasikan banyak uang untuk mesin cetak pribadinya. Namun sayangnya hal itu sepenuhnya hancur dalam serangan ambulans mematikan itu.

"Sekarang saya tidak bisa merenovasi dan membangun kembali toko saya misalnya  membeli kembali mesin-mesin yang dibutuhkan untuk mesin cetak," kata Abdullah menambahkan.

Dikatakannya, seperti di lansir The Kabul Times, bahwa sebagian besar toko, perusahaan swasta, percetakan, perusahaan jaringan telekomunikasi dan rumah sakit Jamhoriat, atau yang terletak di sekitar alun-alun Sadarat, mengalami kehancuran total. Selain merupakan bunuh diri yang mematikan itu, penyerangan tersebut pun telah menghancurkan tembok, pintu, dan jendela dari sebagian besar toko-toko. Kantor institusi pemerintah dan non-pemerintah terdekat pun ikut hancur. Kaca jendela dan pintu mereka juga terbang serta membuat beberapa orang terluka.

Untuk itu, pemilik toko di daerah tersebut meminta pemerintah agar menjaga keamanan dan melindungi kehidupan dan hak milik masyarakat. Ini penting karena  mereka tidak dapat menjalankan bisnis mereka dalam situasi seperti itu.

Terkait serangan bunuh diri dan kerugian finansial dan manusia akibat serangan tersebut di negara tersebut, seorang pakar ekonomi Afghanistan Sayed Javid Andish mengatakan, "Dalam serangan bunuh diri mematikan Sabtu di kota Kabul, memang puluhan toko hancur. Sebagian besar masyarakat Kabul menderita kerugian manusia dan finansial yang tidak dapat dikompensasikan selama berbulan-bulan."

Dia menambahkan bahwa musuh rakyat dan pemerintah Afghanistan ingin mengnacurkan pembangunan ekonomi negara tersebut karena sebagian besar serangan terjadi di daerah di mana orang-orang Afghanistan dan pedagang berinvestasi di toko-toko dan perusahaan. Karena itu, dia meminta agar masalah pemilik toko yang tempat usahanya hancur total dalam serangan tersebut ditangani. Selain itu pemerintah persatuan nasional harus sepenuhnya mendukung sektor swasta di negara tersebut dalam situasi buruk ini.

Berdasarkan laporan, sebuah ambulans yang dilengkapi dengan bahan peledak meledak di daerah ramai Kabul pada hari Sabtu lalu. Aksi ini menewaskan sedikitnya 102 orang dan melukai 198 lainnya. Serangan tersebut terjadi seminggu setelah pengepungan mematikan di Hotel Intercontinental di Kabul.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement