Senin 18 Jun 2018 02:00 WIB

Perayaan Idul Fitri Sederhana di Kamp Pengungsian Rohingya

Logistik dipasok ke kamp pengungsian Rohingya agar mereka bisa merayakan Idul Fitri.

Rep: Christiyaningsih/ Red: Nur Aini
Puluhan pengungsi rohingya antri untuk mengambil bantuan di Kamp Pengungsian Jamtoli, Cox Bazar, Bangladesh, Minggu (1/10).
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Puluhan pengungsi rohingya antri untuk mengambil bantuan di Kamp Pengungsian Jamtoli, Cox Bazar, Bangladesh, Minggu (1/10).

REPUBLIKA.CO.ID, COX'S BAZAR -- Setahun silam mungkin tidak pernah terbayangkan di benak etnis Rohingya bahwa hari ini mereka akan merayakan Idul Fitri dengan status sebagai pengungsi. Konflik yang pecah di Rakhine sejak Agustus 2017 memaksa jutaan warga Rohingya angkat kaki dari kampung halamannya.

Eksodus besar-besaran membawa etnis minoritas Myanmar itu tinggal di kamp pengungsian di Cox's Bazar, Bangladesh. Nikaruzzaman Chowdury selaku Ukhiya Upazila Executive Officer (UNO) mengatakan ada sekitar 1,2 juta jiwa yang ditampung di tenda pengungsian. "Kebanyakan dari mereka tinggal di kamp Ukhiya. Kami sudah menyusun aneka logistik yang dibutuhkan sehingga para pengungsi bisa melewati Idul Fitri dengan layak," ujarnya dikutip dari Dhaka Tribune.

Deputi Komisioner Cox's Bazar, Kamal Hossain menerangkan administrasi distrik telah menyediakan segala macam barang kebutuhan pengungsi. "WFP, UNHCR, RRC, dan agen-agen lainnya mengirimkan hadiah Idul Fitri ke kamp Ukhiya dan Teknaf. Kami mengorganisir sholat Id di masjid sehingga para pengungsi bisa berhari raya sebagaimana mestinya," kata dia.

Di sana, Idul Fitri jatuh pada Sabtu (16/6) waktu setempat. Tahun ini warga Rohingya terpaksa merayakan Idul Fitri di tenda pengungsian yang kecil dan sesak. Rahim Uddin mengatakan kepada AFP bahwa Lebaran tahun ini berbeda daripada tahun-tahun sebelumnya. "Tapi kami tetap bersyukur. Setidaknya kami punya tempat yang damai untuk tinggal dan merayakan Idul Fitri. Kami bisa pergi ke masjid tanpa diganggu," kata pengungsi berusia 35 tahun itu dikutip dari Channel News Asia.

Pada Sabtu pagi, masjid di kamp pengungsian nampak dipenuhi jamaah. Usai shalat, mereka berdoa agar dihindarkan dari ancaman banjir dan tanah longsor yang dipicu hujan lebat. Mereka juga memanjatkan doa agar bisa kembali ke tanah airnya di Rakhine sesegera mungkin. Usai ritual sholat Id, anak-anak terlihat gembira mengenakan baju baru sembari bermain komidi putar dan aneka permainan lainnya.

"Aku menjual ransum di pasar lokal demi membelikan baju baru untuk anak-anakku. Mereka sangat bahagia," ungkap seorang pengungsi bernama Manu Mia.

Tak hanya baju baru, hari raya tak akan lengkap tanpa masakan istimewa. Demikian halnya dengan yang dilakukan para pengungsi Rohingnya. Kendati hanya menyajikan masakan sederhana seperti olahan bihun, mereka berharap ada nuansa baru di hari yang fitri ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement