Senin 03 Jun 2019 06:25 WIB

Kapal Pesiar Tabrak Kapal Wisata di Venesia

Wali Kota Venesia meminta kapal pesiar segera membuka rute baru.

Rep: Fergi Nadira B/ Red: Gita Amanda
Kota Venesia
Foto: Pixabay
Kota Venesia

REPUBLIKA.CO.ID, VENESIA --  Wali kota Venesia Luigi Brugnaro mengatakan, kapal-kapal pesiar harus mengubah rute dari rute yang sudah ada. Pernyataan ini menyusul kapal pesiar besar yang menabrak dermaga serta kapal wisata lain sehingga melukai lima orang.

Brugnaro mengatakan, tidak mungkin lagi bahwa kapal-kapal pesiar dapat melewati perairan Giudecca yang ramai. Sehingga ia menyerukan rute baru untuk segera dibuka.

Baca Juga

"Empat orang memar dan satu luka, itu bisa jauh lebih buruk. Tidak dapat dibayangkan bahwa kapal-kapal besar melintasi perairan Giudecca. Kami meminta segera pembukaan (kanal) Vittorio Emanuele," kata Brugnaro dilansir The Guardian, Senin (3/6).

Sebuah video kecelakaan yang terjadi pada Ahad (2/6) pagi menunjukkan kapal pesiar MSC Opera 13-dek mengalami kegagalan mesin. Kapal kemudian menabrak dermaga yang membuat orang-orang di darat melarikan diri ketika kapal itu tergeser di sepanjang sisi dermaga. Suara sirene pun menggelegar, sebelum menabrak kapal wisata River Countess.

Otoritas pelabuhan Venesia mengatakan, pihaknya masih berupaya mengurus kecelakaan tersebut dan membebaskan lalu lintas air yang tersumbat. "Tapi mulai besok kita harus bergerak, bersama-sama dan secepat mungkin, untuk menyelesaikan masalah lalu lintas kapal pesiar," kata perwakilan dari Otoritas Pelabuhan Laut Adriatik Utara, Pino Musolino.

Selama ini kapal-kapal pesiar diizinkan melewati perairan Giudecca, jalan raya utama yang mengarah ke St Mark's Square. Wilayah itu, selain menjadi tonggak wisata, telah menjadi titik pertikaian selama bertahun-tahun. Pada Juni 2017, kelompok aktivis No Grandi Navi (tanpa kapal besar) mengadakan referendum tidak resmi di mana Venesia memberikan suara untuk mengusir kapal-kapal dari laguna kota.

Rencana untuk mengalihkan kapal-kapal pesiar besar dari wilayah St Markus dan perairan Giudecca menuju perairan Vittorio Emanuele disusun oleh otoritas setempat empat tahun lalu. "Dan pada waktu itu belum ada tanggapan (dari pemerintah nasional). Pesan kami jelas: cukup, sekarang," ujar Kepala Pariwisata Venice, Paola Mar.

Menteri Transportasi Venice Danilo Toninelli mengatakan, pemerintah sudah mencari solusi. Menurutnya, kecelakaan hari ini di pelabuhan Venesia menunjukkan bahwa kapal-kapal besar seharusnya tidak lagi melewati Giudecca. "Setelah bertahun-tahun, kami akhirnya dekat dengan solusi definitif untuk melindungi laguna dan pariwisata," kata dia.

Para pecinta lingkungan telah lama mengklaim bahwa gelombang yang disebabkan oleh kapal pesiar telah mengikis bawah air bangunan dan mencemari perairan.

Menteri lingkungan hidup Sergio Costa mengatakan, pemerintah hampir menemukan solusinya. "Apa yang terjadi di pelabuhan Venesia adalah konfirmasi atas apa yang telah kami katakan selama beberapa waktu," katanya.

Namun, belum jelas apakah solusinya akan berarti kapal pesiar dari semua ukuran dilarang melewati kanal atau tidak. Pada November 2017, Pemerintahan Italia sebelumnya mengumumkan rencana kapal berbobot lebih dari 96 ribu ton untuk memasuki laguna melalui kanal Malamocco untuk mencapai wilayah daratan Marghera, tempat terminal penumpang akan dibangun. 

Sementara itu, kapal berukuran sedang akan melewati Marghera dan mengambil rute yang lebih panjang melalui perairan Vittorio Emanuele sebelum mencapai terminal Marittima, tempat kapal pesiar berlabuh.

Kendati demikian, jika persetujuan akhir pemerintah datang yang bekerja pada rute baru, maka akan membutuhkan pengerukan perairan dan pembangunan pelabuhan baru. Hal itu akan memakan waktu sekitar empat tahun. Sementara mengalihkan kapal akan lebih baik melestarikan pusatnya yang bersejarah, langkah itu tidak akan banyak membantu mengatasi kekhawatiran tentang polusi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement