Rabu 19 Sep 2018 05:26 WIB

Pelecehan Seksual, Pekerja McDonald di 10 Kota Mogok Kerja

Para pekerja meminta McDonald lebih serius dan harus membuat aturan khusus bekerja.

Rep: Muslim AR/ Red: Gita Amanda
McDonalds
Foto: Time
McDonalds

REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Para pekerja McDonald di 10 kota di Amerika Serikat melakukan mogok kerja sejak Selasa (18/9) waktu setempat. Pemogokan ini karena banyaknya laporan pelecahan seksual yang dialami oleh pekerja perempuan di gerai-gerai McDonald di berbagai daerah.

Aksi mogok kerja massal ini bermula dari laporan Lembaga Bantuan Hukum Times' Up yang mengajukan 10 kasus pelecahan seksual yang dialami pekerja wanita di gerai makanan cepat saji itu. Dalam tuntutannya, para pekerja meminta agar McDonald lebih serius dan harus membuat aturan khusus serta pengawasan untuk memerangi pelecehan seksual di tempat kerja.

Dalam aksi demonstrasinya, para pekerja di 10 kota tersebut membawa postef-poster protes, selain itu mereka juga mengunggah aksi ke platform media sosial Twitter dengan tanda pagar #MeToo. Merujuk pada siaran pers yang diterima Republika.co.id dari LSM Equal Rights Advocates (ERA) menyebut aksi mogok merupakan upaya para pekerja McDonald untuk mendorong perusahaan tempat mereka bekerja membentuk komite untuk mengatasi pelecehan seksual.

Menurut ERA, komite tersebut hendaknya terdiri dari perwakilan perusahaan waralaba, perwakilan toko setempat, perwakilan lembaga perempuan nasional dan para pekerja sendiri. "Agar ada pemetaan langkha-langka ke depanya untuk memastikan tidak ada orang yang bekerja untuk McDonald yang menghadapi pelecehan seksual di tempat kerja,” tulis ERA dalam keterangannya Selasa (18/9).

Seperti dikutip dari Huffington Post, pemogokan itu terjadi di restoran McDonald di Chicago, Los Angeles, Miami, Milwaukee, New Orleans, San Francisco, dan St. Louis, serta Durham, North Carolina" Kota Kansas, Missouri dan Orlando, Florida.

Seorang perempuan yang bekerja di gerai McDonald daerah St. Louis bahkan mengalami pelecahan seksual secara berulang. Meski ia sudah melaporkan apa yang ia alami, perempuan yang bekerja sebagai kasir itu malah mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan dari manajernya.

Di New Orleans, Tanya Harrell seorang pekerja perempuan berusia 22 tahun Tanya Harrell diejek manajernya karena ia melaporkan rekan kerjanya yang meraba-raba dan melecehkannya secara verbal. Bahkan Harrell dipaksa memasuki kamar pria dan mengalami pelecehan secara seksual.

Presiden dan CEO dari Komite Hukum Perempuan Nasional Fatima Goss Graves menyebut bahwa karyawan tidak harus memilih antara gaji dan penyalahgunaan wewenang yang bertahan lama. “Sudah waktunya bagi McDonald dan pewaralaba mereka untuk membasmi pelecehan seksual di tempat kerja,” jelas Fatima Goss Graves.

Menurut Fatima kegagalan untuk mengatasi bencana ini harus memaksa pekerja, pelanggan dan sekutu untuk menuntut perubahan nyata dan mendukung mogok kerja tersebut. "Selama pelecehan tetap dalam bayang-bayang, itu akan terus berkembang," kata Fatima.

Tak ada tanggapan dari pihak McDonald terkait aksi mogok kerja tersebut. Namun dalam sebuah pernyataan kepada The Associated Press beberapa waktu lalu, perusahaan raksasa itu memuji upaya anti-pelecehan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement