Selasa 07 May 2013 12:22 WIB

Cina Diperkirakan Kesulitan Kurangi Emisi Karbon

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Hazliansyah
Polusi udara di Cina telah mencapai puncaknya.
Foto: BBC
Polusi udara di Cina telah mencapai puncaknya.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Konsultan lingkungan Ecofoys dari Greenpeace memperkirakan, meski Cina berusaha meningkatkan pengembangan energi bersihnya tahun ini, faktanya Cina tetap akan menjadi penyumbang emisi karbon terbesar di dunia. Pengembangan energi ramah lingkungannya tak sesignifikan peningkatan energi fosilnya.

Apa saja buktinya?

Editor kolom 'Environment' media the Guardian di Inggris, Jennifer Duggan, mengemukakan lima provinsi di barat laut Cina tahun ini berencana meningkatkan produksi batu baranya sebesar 620 juta ton hingga 2015.

"Ini akan menghasilkan tambahan 1.400 juta ton CO2 per tahun, setara dengan emisi Rusia pada 2010," papar dia, dilansir dari the Guardian, Selasa (7/5).

Duggan menilai Cina memang terus berusaha mengatasi perubahan iklim. Sayangnya, Cina dinilai masih akan menjadi kontributor emisi karbon terbesar di dunia. Pada 2012, Cina muncul sebagai negara pengembang pembangkit tenaga listrik terbarukan di dunia. Tahun 2012 adalah pertumbuhan energi terbarukan yang luar biasa di Cina.

Sepanjang 2012, Cina sudah menginvestasikan 65,1 miliar dolar AS untuk energi ramah lingkungan, 20 persen lebih besar dari 2011. Langkah ambisius Cina ini tak tertandingi oleh negara manapun, termasuk Amerika Serikat yang justru terkesan masa bodoh dengan isu lingkungan ini.

Kecepatan pertumbuhan ekonomi Cina menimbulkan sedikit kekhawatiran bahwa pemerintah Cina kurang memperhatikan kebutuhan untuk memperbaiki situasi buruk ini. Kemarahan publik meningkat didorong sebagian besar warga Cina tak lagi bersedia ikut bersedia memperbaiki lingkungannya, khususnya udara bersih dan air minum bersih untuk kesejahteraan ekonomi negaranya.

Cina telah mengakui posisinya sebagai emiter CO2 terbesar di dunia. Namun, negara ini sekaligus berkomitmen untuk mengurangi intensitas karbon sebesar 17 persen pada 2015 nanti. Biaya degradasi lingkungan yang dikeluarkan Cina pada 2010 saja sudah menghabiskan 3,5 persen dari pendapatan domestik brutonya.

Jadi, bisa disimpulkan Cina tampaknya belum akan berhasil mengurangi emisinya beberapa tahun ke depan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement