Selasa 29 Sep 2015 11:09 WIB

Gerhana Bulan Langka Pukau Pengamat Langit

Supermoon alias bulan darah terlihat di Vigeland Park di Oslo, Norwegia, Senin (28/9). Supermoon tidak akan terlihat lagi hingga 2033.
Foto: AP
Supermoon alias bulan darah terlihat di Vigeland Park di Oslo, Norwegia, Senin (28/9). Supermoon tidak akan terlihat lagi hingga 2033.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Mata seluruh pengamat luar angkasa di dunia rasanya sulit tidak memandang langit pada Ahad (27/9) tengah malam hingga Senin pagi waktu kemarin. Pada rentang waktu itu gerhana bulan total terjadi bersamaan dengan "supermoon" atau bulan super.

Para pencinta langit dapat merasakan pengalaman memukau di mana bayangan Bumi menebarkan sinar kemerah-merahan pada bulan, hasil dari kombinasi langka gerhana dengan posisi bulan terdekat ke bumi dalam tahun ini.

Peristiwa angkasa ini dikenal juga dengan "blood moon". Ia dapat terlihat di Amerika Utara dan Selatan, beberapa bagian di Eropa, Afrika Utara dan Asia Barat.

Seperti dilansir VOA, "Supermoon" adalah saat di mana bulan kelihatan lebih besar dan lebih terang dari biasanya. Itu karena bulan berada pada orbit terdekatnya dengan Bumi.

Karena orbit bulan tidak sepenuhnya bulat, jaraknya dari Bumi bervariasi hingga sekitar 49.900 kilometer ketika melintasi Bumi setiap 27 hari.

Pada titik terdekatnya, atau yang dikenal dengan titik perigee, posisi bulan bisa berjarak hingga 363.104 kilometer dari Bumi. Pada titik apogee, titik terjauh, bulan berada pada jarak 406.696 kilometer dari Bumi.

sumber : VOA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement