Ahad 17 Jan 2016 15:13 WIB

Ini Kota Terburuk untuk Melahirkan

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Esthi Maharani
Ibu melahirkan
Ibu melahirkan

REPUBLIKA.CO.ID, MANDERA -- Sebuah wilayah di Kenya dinobatkan sebagai kota terburuk untuk melahirkan di dunia. Kota yang berada di Kenya bagian timur laut ini telah menyandang reputasi buruk sejak lama. Mandera adalah kota Kenya yang terlupakan.

Statistik kematian ibu hamil dan melahirkan di sana tertinggi dibanding tempat lain di dunia ini. Menurut data Badan Populasi PBB (UNFPA), 3.795 perempuan meninggal pada setiap 100 ribu kelahiran di Kenya. Angka ini delapan kali lipat lebih besar dibandingkan dengan negara lain.

"Kami menemukan 15 dari 47 wilayah di Kenya memiliki 98,7 persen kematian maternal," kata Kepala UNFPA di Kenya, Siddharth Chatterjee seperti dikutip dari The Independent.

Mandera jadi wilayah paling rentan diantara yang paling rentan. Wilayah ini berbatasan dengan Somalia dan memiliki fasilitas kesehatan yang paling buruk sedunia. Rumah sakit di sana tidak punya bank darah dan fasilitas kesehatan terdekat di sana berjarak ratusan mil.

Kepala badan Save the Children di Kenya untuk pertahanan anak, Dr Angela Muriuki mengatakan kehamilan di Mandera seperti jalan menuju kematian. Lokasi terpencil, banyaknya pernikahan usia dini hingga penyakit genital perempuan menjadi penyebab sulitnya mendapat perawatan yang baik bagi ibu hamil

Banyak dari mereka bahkan tidak pernah bertemu petugas medis satu kali pun selama kehamilan. Ketika melahirkan, mereka pergi ke penolong tidak berkompeten. Ketika ada sesuatu yang salah, pertolongan medis berjarak berjam-jam perjalanan.

Bahkan klinik terdekat biasanya tidak memiliki fasilitas lengkap hingga mereka harus berlari ke rumah sakit besar. Sementara waktu sudah habis. Banyak perempuan hamil juga tidak mengerti terkait kehamilan mereka.

Banyak anak tidak tumbuh dengan sempurna baik secara fisik maupun mental. Kelompok militan memperburuk upaya penyelamatan. Kelompok teror Al Shabaab bertanggung jawab atas 18 bulan isolaasi yang menyebabkan kelompok bantuan medis tidak bisa mengakses penduduk.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement