Kamis 29 Sep 2016 15:19 WIB

Kongres AS Gagalkan Veto Obama, Saudi Tersudut

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Teguh Firmansyah
Menara Kembar WTC
Foto: storyeo.com
Menara Kembar WTC

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Konggres Amerika Serikat menolak veto Presiden Barack Obama. Kongres akan tetap mengesahkan undang-undang yang memberikan kewenangan bagi keluarga korban teroris 9/11 untuk menuntut Arab Saudi.

Riyadh dituding sebagai sponsor terorisme pada serangan WTC 2001 silam. Ini  karena 15 dari 19 teroris dalam peristiwa tersebut berkebangsaan Arab Saudi.

Kongres memenangkan penolakan veto Obama dengan suara 348-77. Ini artinya Undang-undang untuk Mengadili Sponsor Terorisme akan jadi hukum di Amerika.

Obama melakukan veto terhadap pengesahan undang-undang tersebut karena undang-undang itu akan mencederai hubungan antara Amerika dan Arab Saudi. Selama ini Arab Saudi merupakan sekutu terkuat Amerika di Timur Tengah.

Ia mengatakan, Kongres membuat kesalahan besar dengan mengesahkan  Undang-undang untuk Mengadili Sponsor Terorisme. "Undang-undang ini sangat berbahaya bagi Amerika, saya juga yakin ada motif politik di dalam pengesahan undang-undang ini," katanya, Rabu, (28/9).

Sebelumnya terdapat 11 veto Obama yang didukung oleh Partai Demokrat pendukungnya. Namun kali ini, Partai Demokrat membelot terhadapnya.

Baca juga, Kunjungi Saudi, Obama dalam Tekanan Soal Laporan Tragedi WTC.

Partai Demokrat bergabung dengan Partai Republik di Kongres Amerika menolak veto Obama. Partai Demokrat mendukung pengesahan Undang-undang untuk Mengadili Sponsor Terorisme. Padahal sebentar lagi Obama akan meninggalkan kursi kepresidenan dengan dimulainya pemilu di Amerika pada 8 November yang akan datang.

Anggota Kongres dari Partai Demokrat, Charles Schumer mengatakan, sebenarnya menolak veto Presiden Obama itu sangat berat dan membuat tak nyaman.

Charles Schumer merupakan wakil dari New York. Hampir 3000 warga New York terbunuh dalam serangan 9 September 2001 di Menara Kembar World Trade Center tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement