Selasa 22 Nov 2011 14:03 WIB

Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Perkuat Aksi Kemanusiaan

Presiden ICRC, Jakob Kellenberger.
Foto: AP
Presiden ICRC, Jakob Kellenberger.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA – Tantangan kemanusiaan dalam konflik bersenjata dan bencana alam kontemporer akan menjadi salah satu tema yang dibahas pada Konferensi Internasional Palang Merah (ICRC) dan Bulan Sabit Merah ke-31 di Jenewa, Pekan depan.

Konferensi yang dimulai pada 28 November itu mempertemukan perwakilan dari Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional (Gerakan)—jaringan kemanusiaan terbesar dunia—dan perwakilan negara-negara peserta Konvensi Jenewa. Lebih dari 2.000 orang diperkirakan menghadiri acara tersebut.

Salah satu tujuan dari konferensi ini adalah mendorong perbaikan dalam hal keamanan sehingga pelayanan kesehatan dapat diberikan tanpa hambatan ketika terjadi konflik bersenjata dan situasi kekerasan lainnya.

"Jumlah korban meninggal sangat besar akibat konflik bersenjata atau kekerasan lainnya yang menghalangi akses para korban ke perawatan kesehatan atau karena dokter, rumah sakit atau ambulans dijadikan sasaran serangan langsung," kata Presiden ICRC, Jakob Kellenberger, Senin (21/11).

"Dalam empat tahun ke depan, kami akan mengumpulkan para pakar hukum, petugas kesehatan, pembuat kebijakan dan perwakilan angkatan bersenjata untuk mencari solusi praktis atas apa yang telah berkembang menjadi salah satu bencana kemanusiaan terbesar namun mendapat perhatian yang sangat minim dewasa ini," imbuhnya.

Peserta konferensi diharapkan mengadopsi resolusi yang akan mendukung sebuah inisiatif empat tahun guna mengatasi kondisi darurat global ini. Studi terbaru ICRC atas 650 insiden di 16 negara serta laporan lanjutan mengenai konsekuensi bagi staf medis dan pasien merupakan dasar dari inisiatif ini.

Temuan menunjukkan bahwa hambatan untuk menyediakan dan mendapatkan perawatan kesehatan meluas dan memengaruhi jutaan orang di seluruh dunia. Terutama di negara-negara seperti Afghanistan, Republik Demokratik Kongo (RDK), Kolombia dan Libya.

Tujuan penting lain dari konferensi ini adalah memperkuat perlindungan hukum korban konflik bersenjata. Hukum humaniter internasional yang ada masih sesuai secara keseluruhan, namun perbaikan masih diperlukan di bidang-bidang tertentu.

"Secara khusus, ada kebutuhan untuk perlindungan lebih baik terhadap tahanan dalam konflik bersenjata non-internasional, dan kebutuhan akan mekanisme internasional yang lebih efektif untuk memantau kepatuhan terhadap hukum humaniter internasional," tandas Kellenberger.

Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional terdiri atas ICRC, IFRC dan 187 Perhimpunan Nasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah. Konferensi Internasional, badan konsultasi tertinggi Gerakan, bertemu empat tahun sekali.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement