Kamis 21 May 2015 05:00 WIB

ISIS Klaim Jatuhkan Kota Bersejarah Palmyra

Rep: c21/ Red: Satya Festiani
Kota kuno Palmyra
Foto: Wikipedia
Kota kuno Palmyra

REPUBLIKA.CO.ID, PALMYRA -- Militan Isis mengklaim telah memasuki Kota Suriah kuno, Palmyra, merebut banyak kota termasuk rumah sakit, dilaporkan Rabu (20/5) malam. Pemberontak ISIS memposting foto yang konon menunjukkan pria bersenjata mereka di dalam kota, yang dievakuasi waktu singkat sebelumnya oleh Pasukan pro-pemerintah National Defence (NDF) yang setia kepada Presiden Suriah Assad.

"Puji Tuhan, (Palmyra) telah dibebaskan,”  salah satu militant ISIS mengatakan di internet, seperti yang dikutip dari ibtimes.co.uk.

Menurut  Reuters, kelompok ISIS telah menyita sebuah rumah sakit yang sebelumnya digunakan oleh tentara Suriah. Ada juga laporan ISIS yang mengendalikan penjara setempat. Penjara tersebut memiliki  1.000 tahanan.

Konfirmasi hilangnya Palmyra, juga dikenal sebagai Tadmur akan menjadi pertama kalinya sebuah kota yang langsung diambil alih ISIS dari pihak Assad.

Pengambil alihan kota akan sangat serius bagi Assad. Karena Palmyra berada di jalan yang menghubungkan Damaskus ke kota diperebutkan, yaitu Deir al-Zour ditambah wilayah timur Suriah terutama yang dikendalikan oleh ISIS. Kota ini juga mengandung salah satu tempat penyimpanan senjata terbesar Suriah.

Isis juga memposting video di YouTube yang muncul untuk menunjukkan rekaman dari serangan udara di kota, meskipun tidak jelas yang dilakukan mereka, sepertinya ISIS  tidak memiliki kemampuan udara.

Badan PBB UNESCO menganggap Palmyra salah satu pusat budaya yang paling penting di dunia kuno, dengan bangunan dan arkeolog yang berumur ribuan tahun. ISIS menganggap semua artefak buatan manusia yang pra-tanggal Islam seperti berhala, biasanya mereka hancurkan, seperti pada Hatra dan Nimrud.

Banyak artefak yang lebih kecil telah dihapus dari situs bersejarah sebelum masuknya Islam. Termasuk bangunan itu sendiri, yang tidak dapat dipindahkan dan tampaknya akan dihancurkan.

“Kabar saat ini sangat buruk. Ada kelompok-kelompok kecil yang berhasil memasuki kota dari titik-titik tertentu, " kata kepala barang antik Suriah, Maamoun Abdulkarim kepada Reuters. " Ada bentrokan sengit di sana,” tambahnya.

Dalam sebuah pernyataan Direktur Jenderal UNESCO, Irina Bokova mengatakan, "Saya sangat prihatin dengan situasi di lokasi Palmyra.  Pertempuran ini membahayakan salah satu situs yang paling signifikan di Timur Tengah, dan penduduk sipil. "

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement