REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO - Ibu kota Mesir, Kairo dan beberapa kota pelabuhan di Mesir mengalami badai pasir yang cukup kencang. Angin kencang dan debu tebal memaksa penutupan beberapa pelabuhan di sana pada Rabu (16/1) waktu setempat.
Pejalan kaki terlihat merunduk ke gedung-gedung sekitar mereka untuk berlindung, ketika awan berwarna oranye gelap turun ke Kairo. Banyak penduduk menggunakan masker untuk melindungi diri mereka dari pasir yang terbawa oleh angin.
Pengemudi mobil juga mengeluhkan kurangnya jarak pandang di jalan raya menuju dan keluar kota.
"Warna udaranya berubah. Ada semacam kabut. Tidak ada yang bisa melihat. Mudah-mudahan Tuhan akan menghentikan badai ini, mengingat kita sedang mengendarai sepeda motor, "kata Mahmoud, seorang pengemudi sepeda motor seperti dikutip Reuters, Kamis.
Sumber di bandara Kairo mengatakan, badai telah menyebabkan beberapa penundaan penerbangan. Sementara otoritas Pelabuhan Laut Merah telah menutup pelabuhan Suez dan Zeitiyat pada pukul 14.00 waktu setempat sebab cuaca buruk, angin, dan gelombang tinggi.
Juru bicara Otoritas Pelabuhan Alexandria Reda El Ghandour mengatakan, di kota Mediterania dan Alexandria lalu lintas maritim tetap ditangguhkan selama empat hari berturut-turut di pelabuhan Alexandria dan Dekheila. Kementerian kesehatan Mesir menyarankan bagi penduduk yang menderita masalah pernapasan untuk menghindari berada di luar rumah di tengah badai.
Egypt Today melaporkan, Kebun Binatang Giza pada Rabu (16/1) mengumumkan mengambil langkah-langkah untuk melindungi hewan selama badai, seperti membuka tempat penampungan dan membersihkan kandang mereka dengan air, selain pemeriksaan rutin dokter hewan. Suhu udara di Kairo tercatat 15 derajat Celsius dan terendah 9 derajat Celsius.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
