Selasa 27 Nov 2018 07:42 WIB

Pemilik Vila Diduga Terkait Khashoggi adalah Warga Saudi

Vila ini diduga pula sebagai lokasi pembuangan jasad Khashoggi

Rep: Marniati/ Red: Nashih Nashrullah
Jamal Khashoggi.
Foto: AP
Jamal Khashoggi.

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL— Polisi Turki menggeledah sebuah vila di daerah terpencil pantai tenggara Istanbul pada Senin (26/11). Penggeledahan ini merupakan bagian dari penyelidikan  pembunuhan  wartawan Saudi, Jamal Khashoggi. 

Kantor Kejaksaan Istanbul mengatakan pihak berwenang meyakini salah satu agen Saudi yang diduga terlibat dalam pembunuhan itu, Mansour Othman Abahussain, menelepon pemilik vila sehari sebelum pembunuhan terjadi. 

Pemilik vila adalah warga negara Saudi, Mohammed Ahmed Alfaozan, yang memiliki kode nama rahasia "Ghozan". Dua pejabat mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa Alfaozan telah membeli vila itu, dekat Yalova di Laut Marmara, sekitar tiga tahun lalu.

"Panggilan telepon diyakini tentang penghilangan jasad Khashoggi," kata kantor kejaksaan.

Polisi menggunakan anjing pelacak untuk mencari kebun di vila dan daerah hutan di dekatnya. Para pejabat mengatakan kepada Reuters bulan lalu bahwa para pembunuh Khashoggi kemungkinan telah membuang jasadnya di sebuah lokasi pedesaan dekat Yalova, yang berjarak 90 km   tenggara Istanbul. Mereka telah menghentikan pencarian pada Senin malam.

Sebelumnya, pihak berwenang juga telah melakukan inspeksi di Konsulat Saudi dan kediaman konsul jenderal di Istanbul sebagai bagian dari penyelidikan pembunuhan kolumnis Washington Post itu.

Pembunuhan Khashoggi menimbulkan ketegangan dalam hubungan Arab Saudi dengan Barat. Ini juga merusak citra pemimpin de factonya, Putra Mahkota Muhammad bin Salman (MBS).

Arab Saudi mengatakan MBS tidak mengetahui rencana  pembunuhan itu. Setelah memberikan banyak penjelasan yang kontradiktif, Riyadh kemudian mengakui Khashoggi telah terbunuh dan tubuhnya dimutilasi. Ini terjadi karena negosiasi untuk membujuknya  kembali ke Arab Saudi gagal.

Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan pembunuhan itu diperintahkan oleh pimpinan tertinggi Saudi. Tuduhan Erdogan semakin menyudutkan putra mahkota berusia 33 tahun itu.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan pekan lalu bahwa Washington tetap menjadi "mitra setia" Arab Saudi meskipun  MBS mungkin mengetahui  rencana pembunuhan Khashoggi.

 

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement