Selasa 09 Oct 2012 00:00 WIB

ACT: Masih Ada Masjid Dibakar di Rakhine

Masjid dan rumah penduduk Muslim Rohingya terus dibakar
Foto: press tv
Masjid dan rumah penduduk Muslim Rohingya terus dibakar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Tanggap Kemanusiaan Global ACT, Doddy Hidayat, mengatakan masih ada sejumlah masjid yang dibakar di Provinsi Rakhine -- kawasan berlangsungnya konflik antaretnis di Myanmar yang dihuni etis Rohingya.

"Tadi pagi saya mendapat telpon dari tim yang ada di Myanmar, disebutkan ada masjid di Sittwe yang berumur hampir 800 tahun dibakar massa," ujar Doddy di Jakarta, Senin (8/10).

Doddy yang baru pulang dari Rakhine, Myanmar, mengatakan hampir semua masjid yang ada di wilayah konflik yang dirusak dan dibakar."Kecuali masjid di kampung Muslim, Aungmingalar yang masih berdiri," katanya.

Dia berharap kerusuhan yang sudah berlangsung sejak bertahun-tahun itu segera berakhir. ACT juga telah membangun 10 tempat perlindungan bagi pengungsi Rohingya.

Rencananya, ACT akan membangun tempat perlindungan yang terintegrasi yang terdiri dari rumah sakit, sanitasi, tempat bermain, sekolah dan rumah ibadah.

Etnis Rohingya di Myanmar mengalami tindak kekerasan oleh tentara Myanmar selama bertahun-tahun. Menurut laporan terakhir, 650 korban dari hampir satu juta Muslim Rohingya yang bermukim di wilayah itu tewas selama bentrokan yang terjadi menjelang Ramadhan di wilayah barat Rakhine, Myanmar.

Sementara 1.200 orang lainnya hilang dan 90.000 orang lebih telantar. Pemerintah Myanmar tidak mengakui Muslim Rohingya dan menyebut mereka sebagai imigran ilegal meski mereka telah tinggal di negara itu selama beberapa generasi.

Badan Hak Asasi Manusia PBB (UNHCR) melaporkan pasukan keamanan Myanmar berada di balik upaya penghapusan etnis Rohingya sehingga konflik yang terjadi di Myanmar telah memakan korban dalam jumlah besar dari etnis Rohingya dan sekitar 80.000 orang mengungsi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement