Ahad 03 Apr 2011 14:36 WIB

Dibilang Bermain Api, Arab Saudi Kecam Iran

Rep: CR01/ Red: Didi Purwadi
Demonstrasi di Bahrain
Foto: AP/Hasan Jamali
Demonstrasi di Bahrain

REPUBLIKA.CO.ID,RIYADH - Arab Saudi mengecam keras pernyataan yang dikeluarkan pemerintah Iran yang menuntut Arab Saudi untuk menarik keluar pasukannya dari Bahrain. Iran juga menyebut kebijakan negeri kerajaan itu di Teluk seperti bermain api.

Sumber resmi pemerintah Saudi mengatakan, kerajaan secara keras mengutuk pernyataan tidak bertanggung jawab yang dikeluarkan atas nama Komite Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri Dewan Syura Islam Iran yang menggambarkan kebijakan Saudi di kawasan Teluk seperti bermain dengan api dan menuntut kerajaan menarik pasukannya dari Bahrain.

"Pernyataan (komite Iran) mengabaikan intervensi terencana dalam masalah internal negara-negara di kawasan dan melanggar kedaulatan dan kemerdekaan negara-negara tersebut. Iran juga mencoba menyalakan hasutan dan memfitnah dengan kebijakan bermusuhan yang bertentangan dengan hukum internasional dan norma-norma serta prinsip-prinsip bertetangga yang baik,” demikian pernyataan Saudi, Sabtu (2/4).

Saudi memberikan contoh terbaru campur tangan Iran yang kurang ajar di Kuwait ketika menggunakan jaringan yang terkait dengan misi Iran, untuk bersekongkol terhadap negara itu.

Sumber tersebut menambahkan, para pendukung dusta ini lupa atau pura-pura lupa, bahwa Iran tidak memiliki hak untuk melanggar kedaulatan kerajaan Bahrain atau menyodorkan hidung pada masalah Bahrain atau urusan negara lain, atau berupaya mengingkari hak Bahrain untuk mendapatkan bantuan dari Pasukan Perisai Semenanjung (PSF).

“Hak Bahrain untuk mendapatkan bantuan dari PSF dijamin karena Bahrain termasuk pihak yang terlibat dalam perjanjian Kerja Sama Teluk (GCC). Seperti negara-negara anggota GCC lainnya, Bahrain berhak mendapatkan bantuan pasukan untuk mempertahankan negaranya, kedamaiannya, keamanannya dan rakyatnya,” demikian tegas pernyataan tersebut.

sumber : Al-Ahbar Al-Arab/SPA

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement