REPUBLIKA.CO.ID, BOGOTA - Kepolisian Kolombia pada Rabu mengatakan pihaknya telah menyita sedikitnya tujuh ton bahan peledak di departemen Arauca, dekat perbatasan Venezuela. "Melalui perkembangan operasi intelijen, kami berhasil menyita tujuh ton amoniak nitrat, yang merupakan bahan peledak berkekuatan tinggi," kata Komandan Kepolisian Arauca, William Guevara, kepada stasiun radio setempat La FM.
Guevara mengatakan bahan peledak tersebut ditemukan bersama hidrokarbon dan aluminium yang menjadi amonal, satu jenis bahan peledak yang biasa digunakan oleh kelompok bersenjata untuk aksi pemboman mobil di Kolombia, dan sejumlah ranjau anti-manusia, serta bahan peledak lainnya.
Ia mengatakan sejumlah tujuh ton bahan peledak yang disita dalam operasi tersebut dapat digunakan untuk meledakkan 20 mobil dan menciptakan 2.500 ranjau anti-manusia.
Guevara tidak menyebutkan kapan operasi tersebut dilakukan, namun mengatakan operasi itu dilakukan ketika muatan berbahan peledak dibawa oleh sebuah truk yang datang dari Villavicencio, ibu kota departemen Meta.
Ia menambahkan polisi juga telah menahan dua orang yang diduga sebagai anggota dari Front ke-10 Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia, yang juga dikenal sebagai kelompok gerilyawan FARC.