REPUBLIKA.CO.ID, JUBA -- Setidaknya 10 orang termasuk tiga anak-anak tewas dalam sebuah ledakan di Sudan Selatan. Pejabat pemerintah mengatakan ledakan terjadi setelah masyarakat mengira bahan peledak sebagai besi tua.
Komisioner Jur River county, James Bak mengkonfimasi insiden itu di Western Bahr el Ghazal. Ia mengatakan selain korban tewas, dua anak terluka dalam peristiwa itu.
Ia mengatakan masyarakat daerah Jebel-Mille sedang mengumpulkan mangga saat mereka melihat sebuah bahan peledak yang mereka kira besi tua. Mereka mengambilnya untuk dijual, tapi kemudian benda itu tersebut meledak.
"Peristiwa ini menewaskan tujuh perempuan dan tiga anak-anak," kata Bak, Sabtu (18/3/2023). Ibu dari dua anak yang terluka termasuk korban tewas.
Ranjau dan bahan peledak masih menjadi masalah besar di Sudan Selatan yang baru saja pulih dari perang sipil yang berlangsung selama lima tahun hingga 2018. Berdasarkan Badan Aksi Ranjau PBB sejak 2004 lalu sudah lebih dari 5.000 warga Sudan Selatan tewas atau terluka akibat ranjau darat atau bahan peledak.
Ratusan korbannya adalah anak-anak. Komisioner setempat meminta warga setempat untuk tidak mengambil benda yang tidak dikenal dan segera melaporkannya ke pemerintah.