Ahad 17 Apr 2011 07:20 WIB

UAE Penjarakan Empat Aktivis HAM

Para aktivis \
Foto: AP
Para aktivis \"Viva Palestina\" mengibarkan bendera Palestina dalam konferensi pers di Kairo, Mesir (foto dokumentasi).

REPUBLIKA.CO.ID,DUBAI - Satu lagi aktivis hak asasi manusia Uni Emirat Arab (UAE) ditangkap sehingga menjadikan empat jumlah aktivis HAM yang dipenjarakan di negara Teluk kaya minyak itu dalam sebulan terakhir. Demikian pernyataan satu kelompok intelektual Teluk pada Sabtu (16/4).

Abdullah al-Shehhi ditangkap, Jumat (15/4), oleh pasukan keamanan. Demikian menurut pernyataan dari Forum Diskusi Teluk yang mengelompokkan para intelektual di negara-negara Arab Teluk.

Keluarganya belum mendengar kabar darinya dan tidak tahu di mana ia ditahan, pernyataan itu menambahkan. Shehhi, seorang bekas anggota pasukan bersenjata UAE yang berasal dari keemiran Ras al-Khaimah di UAE utara, adalah satu dari 133 penandatangan petisi 9 Maret yang meminta pemilihan langsung dan parlemen dengan kekuasaan legislatif di UAE, negara yang belum menyaksikan demonstrasi yang telah meluas di negara Arab lainnya.

Tiga aktivis Emirati lainnya dilaporkan ditangkap sebelumnya. Pada 10 April, Human Rights Watch mengecam penangkapan Ahmed Mansoor, yang juga seorang penandatangan petisi tersebut, dan meminta pemerintah untuk mengungkapkan tempat keberadaannya.

HRW menyatakan penangkapan Mansoor "dimaksudkan untuk menakuti dan mengintimidasi orang lainnya di UAE yang mungkin ingin mengumumkan tuntutan mereka akan pembaruan demokratis".

Forum Diskusi Teluk menuturkan pada 11 April bahwa ekonom Nasser bin Gaith telah ditangkap, sebagaimana aktivis Mansoor al-Shehhi.

Kelompok itu mengatakan penangkapan-penangkapan belakangan itu sebagian karena "kegamangan akan demonstrasi" yang diderita rezim-rezim di kawasan itu.

"Penindasan oleh pemerintah Bahrain terhadap gerakan yang meminta kebebasan dan demokrasi, contohnya," kata kelompok itu, yang menambahkan bahwa Oman, yang juga menindak keras demonstrasi propembaruan, adalah contoh lainnya.

Pemerintah Sunni Bahrain telah melakukan tindakan keras berdarah terhadap gerakan prodemokrasi pimpinan Syiah pada pertengahan Maret. Masyarakat Oman juga mengadakan protes untuk meminta pembaruan, dengan beberapa orang tewas dalam bentrokan dengan pasukan pemerintah. Gelombang demonstrasi antipemerintah telah meluas di seluruh dunia Arab setelah demonstran di Tunisia dan Mesir berhasil menggulingkan pemimpin mereka yang telah lama berkuasa.

sumber : Antara/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement