REPUBLIKA.CO.ID,YERUSALEM--Kelompok terdiri atas 17 pemenang penghargaan bergengsi Israel Prize meminta pendirian negara Palestina berdasarkan atas perbatasan 1967, kata salinan petisi, yang diperoleh AFP pada Rabu. Pemenang tersebut berencana menandatangani petisi itu, yang juga ditandatangani puluhan seniman dan cendekiawan Israel pada Kamis dalam upacara simbolis di depan bangunan tempat negara Israel memroklamasikan kemerdekaan pada 14 Mei 1948.
Di antara pendukung petisi itu terdapat tokoh terkenal, seperti, mantan presiden Akademi Ilmu Pasti Israel Manachem Yaari, pendiri partai kiri Meretz Shulamit Aloni dan pelukis serta pemahat Danny Karavan. Ketiganya adalah pemenang Israel Prize, yang dianggap penghargaan tertinggi di Israel dan diberikan setiap tahun untuk beberapa bidang, termasuk sumbangsih kepada negara.
Petisi itu dikeluarkan setelah pejabat Palestina mengatakan semakin berupaya mendapat pengakuan Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai negara dengan perbatasan sebelum Perang Enam Hari pada 1967, artinya termasuk Tepi Barat, Jalur Gaza dan Yerusalem timur. "Kami ada di sini untuk menyambut pengumuman negara Palestina merdeka, yang bertetangga dengan Israel menurut perbatasan pada kemerdekaan kami, ditetapkan pada gencatan senjata 1949," kata petisi itu.
Gencatan senjata menandai akhir perang Israel-Arab I, yang menghasilkan kelahiran negara Israel sesuai dengan perbatasan tidak berubah hingga Perang Enam Hari. Petisi itu memperingatkan bahwa penghentian pendudukan Israel merupakan satu-satunya cara untuk memenuhi syarat dalam resoulsi Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang dikeluarkan setahun sebelum Israel menyatakan kemerdekaannya dan meminta kelahiran satu negara demokrasi Yahudi dan satu negara demokrasi Arab.
"Pendudukan sepenuhnya berakhir merupakan syarat penting bagi kemerdekaan kedua rakyat," kata petisi itu.