Jumat 22 Apr 2011 07:19 WIB

Pesawat Predator AS Siap Serang Libya

Pasukan pemberontak Libya
Foto: AP
Pasukan pemberontak Libya

REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON - Amerika Serikat akan menggunakan pesawat mata-mata yang dipersenjatai, Predator, di Libya untuk menyerang pasukan Moamar Qadafi. Penggunaan pesawat tersebut atas persetujuan Presiden Barack Obama. Demikian Menteri Pertahanan, Robert Gates, mengumumkan pada Kamis (21/4) waktu setempat.

Pesawat tak berawak yang telah digunakan untuk menyerang gerilyawan di perbatasan Pakistan dengan Afghanistan itu akan memungkinkan bagi serangan tepat terhadap pasukan Qadafi. ''Ia (Obama) telah menyetujui penggunaan Predator bersenjata," ujar Gates.

Dua Predator pertama, yang membawa rudal Hellfire dan dapat tetap di udara selama 24 jam, telah menuju ke Libya pada Kamis. ''Tapi, pesawat itu harus kembali karena cuaca buruk,'' kata Jendral James Cartwright, wakil pemimpin Kepala Staf Gabungan.

Militer AS merencanakan untuk melangsungkan dua patroli Predator bersenjata di atas Libya pada waktu yang telah ditentukan. Hal tersebut guna memungkinkan pengintaian yang lebih baik. ''Ini sekaligus untuk mentargetkan pasukan Qadafi ketika mereka menyerang tempat-tempat dekat wilayah sipil,'' kata Cartwright.

Pesawat pengintai itu akan dipangkalkan di kawasan itu, tapi akan diterbangkan khusus melalui kendali dari jarak jauh oleh pilot-pilot di AS. Pesawat pengintai yang menuju Libya itu tidak ditarik dari Afghanistan.

Gates menyatakan Obama terus menentang pengiriman pasukan darat AS ke Libya. Tidak ada rencana untuk mengirim pelatih AS untuk menambah pasukan NATO yang telah bekerja dengan pasukan pemberontak. AS juga tak punya rencana untuk meningkatkan kehadiran Amerika secara substansial. "Tidak ada ruang untuk berdiri diam dalam hal itu," ujar Gates.

Ketika ditanya mengapa AS tidak ingin meningkatkan perannya di Libya, Gates menjawab militer AS telah berkurang sebagian. Sebanyak 100.000 tentara AS kini masih berada di Afghanistan, sebanyak 50.000 tentara di Irak dan 18.000 personel di 19 kapal yang membantu Jepang setelah gempa dan tsunami yang menghancurkan bulan lalu.

sumber : Antara/Reuters

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement