Senin 30 May 2011 11:04 WIB

Guru Selingkuh: Budaya Berondong dan Cougar Betina (2)

 Nicole Letcher, guru Bahasa Inggris di Fulton High School, Illinois, didakwa enam tuduhan pelecehan seksual terhadap anak remaja laki-laki usia 16 tahun.
Foto: www.dailymail.co.uk
Nicole Letcher, guru Bahasa Inggris di Fulton High School, Illinois, didakwa enam tuduhan pelecehan seksual terhadap anak remaja laki-laki usia 16 tahun.

REPUBLIKA.CO.ID,LONDON - Skandal seks guru wanita kini mewarnai dunia pendidikan Amerika Serikat dalam beberapa tahun terakhir. Dr Michael Oberschneider, pimpinan lembaga psikologi anak Ashburn Psychological Services, menyebut budaya cougar kini sedang mewabah.

Di Indonesia, kita sudah sangat mengenal istilah berondong. Sebuah istilah bagi pria muda yang memiliki kekasih lebih tua darinya. Tidak tertutup kemungkinan tren wanita suka berondong sudah menjadi budaya. 

Istilah berondong tidak berbeda jauh dengan cougar. Dalam arti harfiahnya, cougar adalah seekor macan. Tapi, dalam arti lain, istilah cougar diperuntukan bagi wanita-wanita yang suka memiliki lelaki belia di bawah jauh umur mereka.

Oberschneider menyebut acara televisi dan film telah menyuburkan budaya cougar. ''Sebagai bangsa, kita dikelilingi oleh segala sesuatu berbau seks,'' katanya. ''Acara-acara seperti itu memiliki rating yang tinggi. Acara televisi menumbuhkan cougar. Mereka mengatakan bukankah ide bagus (cougar - red) untuk wanita yang lebih tua?''

Penulis buku 'A Billion Wicked Thoughts' ini menyebutkan miliaran pencarian lewat internet untuk kategori seks membuktikan bahwa dunia telah dikeliling oleh segala sesuatu berbau seks. Dan kata MILF (Mom I'd like to f**k) menempati posisi ketiga dalam 10 besar pencarian kata seks dengan prosentase 4,3 persen. Dari jumlah tersebut, sebanyak 13,5 persen pencari kata MILF itu adalah anak ABG.

Oberschneider menyebutkan dua pasiennya, yang merupakan remaja pria, mengaku senang melakukan hubungan seks dengan wanita lebih tua. Alasannya karena mereka merasa terhormat karena posisi mereka menjadi sejajar dengan orang yang usianya lebih tua dari mereka. 

Sikap orangtua secara tidak langsung juga ikut menyuburkan budaya cougar. ''Di kantor saya, ada anak remaja pria yang menceritakan kepada orangtuanya bahwa dia memiliki kekasih yang usianya lebih tua darinya,'' kata Oberschneider. ''Orangtuanya hanya tertawa dan mengatakan 'dasar anak nakal'.''

Oberschneider juga mengatakan ada semacam mistis di kalangan wanita tua ketika mereka menjalin hubungan dengan lelaki yang usianya lebih muda. Jika lelaki tua menjalin hubungan dengan wanita ABG, maka mereka dituduh telah melakukan kekerasan seksual. ''Tapi jika wanita yang melakukannya, mereka menyebut sebagai sesuatu yang luar biasa,'' katanya.

Namun demikian, menurut Oberschneider, harus ada kesepakatan tak tertulis di masyarakat tentang hal tersebut. Yaitu, kesepakatan apakah seorang perempuan itu boleh atau tidak memiliki kekasih yang lebih muda darinya.

sumber : www.dailymail.co.uk
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement