Senin 06 Jun 2011 20:05 WIB

Mantan Penguasa Tunisia Buka Suara, Mengecam Pengadilan Dirinya

Red: cr01
Mantan Presiden Tunisia terguling, Zine Al-Abidine Ben Ali.
Foto: guardian.co.uk
Mantan Presiden Tunisia terguling, Zine Al-Abidine Ben Ali.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS – Presiden Tunisia yang terguling dan diasingkan, Zine Al-Abidine Ben Ali, angkat suara setelah sekian lama tutup mulut. Ia mengecam keras pengadilan atas dirinya yang dituding korup dan menyebutnya sebagai pesta kaum bertopeng.

Hal itu disampaikan Ben Ali melalui pengacaranya yang berkebangsaan Prancis, Jean-Yves Le Borgne. "Lelah dianggap sebagai domba kurban dengan kebohongan dan ketidakadilan, Presiden Ben Ali memberikan wewenangnya," kata Le Borgne, dalam sebuah pernyataan kepada AFP, Senin (6/6).

Ben Ali melarikan diri dari Tunisia pada Januari lalu setelah pemberontakan terhadap pemerintahannya yang telah berlangsung 23 tahun. Ia diduga berada di Arab Saudi saat ini. Anggota keluarganya mengatakan ia menderita stroke pada Februari dan tak pernah muncul ke hadapan publik.

Penguasa baru Tunisia tengah mempersiapkan persidangan untuknya dan sang istri, Leila Trabelsi, dalam kasus penggunaan obat-obatan terlarang dan senjata, serta korupsi. Ia dan istrinya akan disidang secara in absentia.

Pernyataan melalui pengacaranya merupakan yang pertama kali dari mantan pemimpin berusia 74 tahun itu sejak kabur dari negerinya. Bahkan secara tidak langsung, hal itu merupakan pertanda awal bahwa ia berencana melawan berbagai serangan hukum terhadapnya.

Le Borgne mengaku sebagai pengacara utama Ben Ali. Selain itu, Akram Azouri, pakar hukum terkemuka Lebanon, juga turut membelanya. Le Borgne bersikeras menyatakan tuduhan bahwa mantan orang kuat tersebut memiliki aset signifikan di Prancis sebagai laporan palsu. "Dia (Ben Ali) tidak memiliki real estat dan rekening bank, baik di Prancis maupun di negara asing lainnya," tegas Le Borgne.

Pemerintah sementaraTunisia telah menuntut upaya ekstradisi mantan presiden itu, juga istrinya, dari Arab Saudi. Beberapa negara Eropa telah membekukan aset Ben Ali dan keluarganya.

sumber : AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement