REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN - Di sebuah desa kecil nan rimbun di luar Isfahan, hidup seorang penyihir berusia 67 tahun, berambut tipis dengan wajah berkerut, namun menebar kesaktiannya untuk melayani pemerintah Iran.
Seyed Sadigh, nama samarannya, duduk bersila di lantai, mengenakan celana abu-abu longgar dan kemeja panjang. Dia membaca ayat-ayat Al-Qur'an dengan suara rendah namun menghipnotis, dan menggosok-gosok jemarinya.
Dia sedang memanggil jin, makhluk tak kasat mata, yang menurut ajaran Islam hidup di dunia paralel. Dapat berubah bentuk, melakukan perjalanan dengan kecepatan cahaya dan mengetahui apa yang tak diketahui. Jin yang berkomunikasi dengan Sadigh hanya terlihat olehnya.
Tukang-tukang sihir, peramal, paranormal atau penangkap jin—sebagaimana mereka dikenal dalam bahasa sehari-hari—telah ada selama berabad-abad dalam pengetahuan Muslim. Orang-orang biasa di Iran dan di tempat lain, berduyun-duyun mendatangi mereka untuk mendapatkan mantra dan doa, dan untuk berkomunikasi dengan jin dalam rangka mengetahui keberadaan orang yang dicintai atau barang yang hilang.
Menurut seorang klien yang juga pejabat pemerintah Iran, Sadigh ditabalkan sebagai ahli sihir teratas di antara elite penguasa Iran. "Belasan pejabat memanggilnya secara reguler, dan ia telah bertemu Presiden Mahmoud Ahmadinejad dua kali. Pertemuan terakhir dua tahun lalu. Dan Sadigh tetap menjalin kontak dengan presiden melalui anggota-anggota kabinet," tutur si pejabat.
Sadigh tak menampik. "Para pejabat mencari saya karena saya dapat membantu mereka mengatasi persolan-persolan yang ruwet," ujarnya. "Kami pun telah berjuang dalam waktu lama untuk menyusup ke jin-jin Israel dan mencari tahu apa yang mereka ketahui."
Memang, Sadigh mengaku tak mau membuang-buang kekuatan jin pada hal-hal sepele seperti cinta dan uang. Sebaliknya, ia mengontak jin yang dapat membantu dalam memecahkan masalah-masalah keamanan nasional dan stabilitas politik sebuah rezim.
Kontak rutin Sadigh adalah jin-jin yang bekerja untuk badan intelijen Israel (Mossad), dan badan intelijen AS (CIA). "Sesekali, saya mengundang jin yang bertugas melayani negara-negara Teluk Arab," ujarnya.