Rabu 15 Jun 2011 20:24 WIB

Bentrokan Senjata di Sudan Selatan Tewaskan Seratus Orang

REPUBLIKA.CO.ID, JUBA, SUDAN - Bentrokan senjata di Sudan Selatan menewaskan hampir 100 orang dalam serangan-serangan terhadap ternak dan pemberontak pekan lalu, kata para pejabat, Rabu (15/6). Di negara bagian Warrap, 29 orang tewas setelah satu serangan Senin oleh pemberontak yang dipimpin Peter Gadet, mantan jenderal selatan yang beralih menjadi komandan milisi.

"Para korban ini serangan pemberontak pimpinan Gadet yang datang dari negara bagian Persatuan, dan mereka yang tewas termasuk dua personil polisi," kata Philip Aguer, juru bicara tentara selatan.

Militer selatan terlibat pertempuran paling tidak dengan tujuh kelompok milisi dalam bulan-bulan belakangan ini, dengan skala aksi kekerasan yang meningkat yang menimbulkan kecemasan bagi para warga sipil, sementara wilayah selatan itu akan mengumumkan secara resmi kemerdekaannya dari Khartoum kurang dari sebulan.

Sementara itu perang antar para pengembala bersenjata berat pekan lalu menewaskan setidaknya 71 orang di negara bagian Lakes,kata para pejabat lokal di daerah itu. Bentrokan yang menelan korban jiwa menyangkut ternak antara suku Toposa Sudan selatan dan etnik Turkanas Kenya di satu daerah terpencil negara-negara bagian yang berbatasan juga dilaporkan terjadi Rabu.

Bentrokan menyangkut ternak merupakan hal yang biasa terjadi di Sudan selatan dan di utara Kenya di mana para pengembala sering membawa senjata. Paling tidak 38 orang tewas d daerah Cuiebet di negara bagian Lakes pada 9 Juni, kata John Matur,pejabat informasi daerah itu. "Banyak rumah dibakar, dan sering dilakukan untuk balas dendam," kata Matur menjelaskan bahwa perang antara dua suku Dinka yang berseteru.

Perang itu dipicu oleh serangan balasan atas serangan-serangan sebelumnyaa, tambahnya."Juga terjadi penembakan-penembakan terhadap kendaraan-kendaraan di jalan dan akibat itu penduduk menderita," katanya. Bentrokan senjata antara para pengembala ternak yang bersenjata juga terjadi di daerah Rumbek Timur.

"Bentrokan senjata yang terjadi pada 11 Juni menewaskan 33 orang," kata David Marial Gumke, komisioner daerah Rumbek Timur, yang berbicara di Radio Miraya yang didukung PBB. Paling tidak sembilan anggota etnik Turkanas Kenya juga tewas ketika suku Toposa mencegat mereka saat mereka berusaha mencuri ternak dari Sudan, Ahad malam sampai Sein, kata seorang perwira senior polisi Kenya kepada AFP. Lebih dari 1.500 orang tewas akibat aksi kekersan di Sudan selatan sejak referendum kemerdekaan Januari, kata PBB dan data resmi.

sumber : Antara/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement