REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Perdana Prancis Francois Fillon mengatakan bahwa Moammar Qaddafi tidak mampu dan tidak pantas untuk memimpin Libya. Hal itu dikemukakan oleh Perdana Menteri Prancis Francois Fillon dalam konferensi pers bersama dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat. "Kita lihat Qaddafi tidak mampu untuk memimpin dan itu tidak pantas menjadi pemimpin Libya," katanya melalui penerjemah.
Ia merujuk sikap Qaddafi yang menyerang rakyat sipil sebagai salah satu alasan utama pernyataannya. Terkait situasi di Libya PM Fillon berharap dapat segera terwujud perundingan agar penegakkan hukum kembali terjadi di negeri itu. "Kita juga meminta Gaddafi untuk duduk di meja perundingan, kita tahu semakin lama waktu situasi semakin sulit," katanya merujuk pada negara-negara NATO.
Pada kesempatan itu ia juga mengakui intervensi yang dilakukan Prancis dan negara-negara NATO pada Libya, dengan menunjukkan dukungan pada pasukan pemberontak melalui serangan udara. Di masa mendatang, kata dia, akan dibahas upaya mencari solusi damai, yang tidak dilakukan oleh Perancis maupun negara-negara koalisi namun oleh PBB. "PBB-lah yang menjadi souisi dan mencegah negara membunuh masyarakat sipilnya," ujarnya.
Sebelumnya militer Prancis telah mengakui jika pihaknya telah memasok persenjataan yang dikirim lawat pesawat udara untuk pemberontak Libya yang berperang melawan pasukan Muamar Qaddafi di daratan tinggi di sebelah selatan Tripoli. Operasi militer NATO di Libya dilancarkan berdasarkan resolusi Dewan Keamanan PBB yang memberi mandat kepada negara-negara besar dunia untuk bertindak "melindungi warga sipil" dan inilah pertama kali Prancis telah mengakui mempersenjatai para pemberontak.
Surat kabar Le Figaro dan satu sumber bukan pemerintah mengatakan bahwa Prancis memasok beberapa ton senjata termasuk roket anti tank Milan dan kendaraan lapis baja ringan kepada pemberontak. Tapi Kolonel Thierry Burkhard, juru bicara staf umum Prancis, mengatakan kepada AFP bahwa apa yang dikirim berupa "senjata ringan" seperti senapan serang untuk membantu warga sipil melindungi diri mereka dari tentara Qaddafi.