Kamis 07 Jul 2011 07:22 WIB

Kebijakan Baru Netanyahu: Deportasi Semua Penumpang Bergelagat Pro Palestina yang Masuk Bandara Israel

Perdana Menteri Israel, Binyamin Netanyahu tiba di ruang Kongres AS, sesaat sebelum berpidato, Selasa (24/5)
Foto: AP
Perdana Menteri Israel, Binyamin Netanyahu tiba di ruang Kongres AS, sesaat sebelum berpidato, Selasa (24/5)

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV - Dijegal di laut, aktivis kemanusiaan Gaza berencana datang menggunakan jalur udara. Israel pun bergerak cepat. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah memerintahkan otoritas bandara sejak Rabu untuk menutup pintu bagi aktivis pro Palestina yang berencana terbang dan mendarat di bandara Tel Aviv.

Netanyahu memerintahkan Kementerian Keamanan Dalam Negeri dan Dirjen Imigrasi untuk "bekerja dengan kesungguhan hati" sambil "menghindari gesekan yang tak perlu." Ia meminta seluruh aparat di bandara menyadari tugas itu.

Situs Pro-Palestinian menyatakan akan mengirim aktivis kemanusiaan terbang ke Tel Aviv pada 8 Juli untuk memprotes tindakan Israel atas bangsa Palestina. Israel menyebut tindakan ini sebagai ilegal.

"Setiap negara memiliki hak untuk mencegah masuknya pengganggu dan provokator di perbatasannya," kata Netanyahu di bandara Ben-Gurion Tel Aviv di mana ia mengadakan rapat mendadak dengan para pejabat sebelum memulai kunjungan ke Rumania.

Michael Rabb, seorang aktivis pro-Palestina Amerika, mengatakan kepada Radio Angkatan Darat Israel, ia berharap 500 aktivis tiba di bandara Ben-Gurion pada hari Jumat dan "mengumumkan secara terbuka dan jujur bahwa kita terbang ke Palestina untuk mengunjungi teman-teman kami."

Bentzi Saar, seorang komandan polisi, mengatakan bahwa Israel meyakini ratusan aktivis akan datang dengan sekitar 50 penerbangan dari Eropa antara Kamis malam dan Jumat.

"Intelijen kami mengatakan beberapa orang ini ingin memancing konfrontasi ... kami tidak akan membiarkan setiap provokasi atau gangguan," katanya, seraya menambahkan bahwa Israel secara teratur membatasi masuknya orang yang ditandai oleh aparat keamanan sebagai ancaman terhadap ketertiban umum.

Jurubicara polisi Micky Rosenfeld mengatakan kepada Reuters ratusan polisi dikerahkan di sekitar bandara untuk memastikan tidak ada gangguan di bandara.

sumber : Haaretz
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement