Kamis 25 Apr 2024 17:27 WIB

Pihak Berwenang Mesir Tangkap Aktivis Pro-Palestina 

Pemerintah Mesir belum memberikan komentar mengenai penangkapan ini.

Rep: Lintar Satria/ Red: Setyanavidita livicansera
Para pengunjuk rasa mengibarkan bendera Palestina dan Indonesia saat unjuk rasa mendukung Palestina di luar Kedutaan Besar AS di Jakarta, Indonesia, Jumat, (19/4/2024).
Foto: AP Photo/Achmad Ibrahim
Para pengunjuk rasa mengibarkan bendera Palestina dan Indonesia saat unjuk rasa mendukung Palestina di luar Kedutaan Besar AS di Jakarta, Indonesia, Jumat, (19/4/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Pengacara hak asasi manusia mengatakan pihak berwenang Mesir menangkap sekitar dua lusin aktivis yang menggelar unjuk rasa solidaritas Palestina di depan fasilitas PBB di Kairo. Khaled Ali mengatakan setidaknya 18 aktivis yang sebagian besar perempuan ditangkap Rabu (24/4/2024).

Polisi menangkap para aktivis saat mencoba membubarkan protes di luar kantor regional badan perempuan PBB di distrik Maadi. Pemerintah Mesir belum memberikan komentar mengenai penangkapan ini.

Baca Juga

Unjuk rasa itu menyerukan perlindungan pada perempuan di Gaza di tengah serangan Israel ke kantong pemukiman Palestina tersebut. Mereka juga menyuarakan solidaritas pada warga sipil di Sudan yang bergejolak akibat perseteruan antara dua jenderal sejak April tahun lalu.

Ali mengatakan di antara mereka yang ditahan adalah pengacara hak asasi manusia  Mahinour el-Masry dan Ragia Omran, serta aktivis Rasha Azab dan Iman Ouf. Beberapa pengamat juga ditahan ketika pasukan polisi membubarkan aksi protes tersebut.

Meskipun Pemerintah Mesir mengutuk serangan Israel di Gaza, pemerintah Mesir melarang protes publik terhadap perang tersebut. Kritik terhadap hubungan negara tersebut dengan Israel, yang menandatangani perjanjian damai pada tahun 1979, sangat sensitif.

Awal bulan ini, pasukan keamanan menangkap 10 aktivis yang berpartisipasi dalam protes pro-Palestina. Mereka kemudian dibebaskan. Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan serangan Israel sudah menewaskan 34.262 orang dan melukai 77.229 orang lainnya. Kementerian tidak membedakan korban jiwa dari sipil dan kombatan tapi mengatakan dua pertiga korban tewas merupakan perempuan dan anak-anak. 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement