Jumat 08 Jul 2011 06:28 WIB

Irak Tangkap Tujuh Anggota Alqaidah Setelah Pemerkosaan Anak Tujuh Tahun

REPUBLIKA.CO.ID,BAGHDAD--Aparat keamanan Irak menangkap tujuh tersangka anggota sel Al-Qaidah yang dituduh memperkosa anak perempuan berusia tujuh tahun dan terlibat dalam banyak pembunuhan, kata seorang juru bicara keamanan Baghdad, Kamis. "Pasukan kami menangkap tujuh anggota sel Al-Qaidah yang mengaku menculik seorang anak perempuan berusia tujuh tahun di Yarmouk (daerah Baghdad barat) karena ayahnya, seorang guru, menolak membayar uang tebusan baginya," kata Qassim Atta.

Dalam pengakuan video dua tersangka yang ditunjukkan kepada wartawan, mereka mengklaim membunuh puluhan polisi dengan menggunakan senapan berperedam. Pernyataan Al-Qaidah yang dipasang di forum Honein Islamist mengaku bertanggung jawab atas lebih dari 60 serangan di Irak dalam dua bulan terakhir, terutama ditujukan pada militer.

Al-Qaidah juga mengatakan, 12 tahanan yang melarikan diri dari penjara pada Januari di kota Basra, Irak selatan, tewas bulan lalu dalam serangan bom bunuh diri terhadap kantor polisi di kota wilayah selatan itu.

Kelompok Al-Qaidah di Irak juga mengklaim melancarkan dua serangan bom mobil bulan lalu di luar rumah gubernur kota Diwaniyah, Irak tengah, yang menewaskan 26 orang, namun pejabat itu selamat tanpa cedera. Atta meminta penduduk "menjauh dari lokasi serangan" karena gerilyawan seringkali meledakkan bom kedua setelah orang berkumpul dalam upaya menambah jumlah korban.

Al-Qaidah melemah akibat kematian para pemimpinnya, dan jumlah serta wilayah yang mereka mainkan juga menyusut sejak 2006-2007. Namun, kelompok itu masih melancarkan serangan-serangan yang bertujuan menarik perhatian dan mengacaukan penduduk pada masa ketika para pemimpin Irak berdebat mengenai apakah meminta AS tetap menempatkan sejumlah pasukan setelah Desember.

Ratusan orang tewas dalam gelombang kekerasan terakhir di Irak, termasuk sejumlah besar polisi Irak, beberapa bulan menjelang penarikan penuh pasukan AS dari negara itu. Juni merupakan bulan paling mematikan sepanjang tahun ini, dimana 271 orang Irak dan 14 prajurit AS tewas dalam serangan-serangan.

Sebanyak 211 orang tewas dalam kekerasan pada April, menurut data resmi, sementara pada Mei jumlah orang Irak yang tewas dalam kekerasan mencapai 177. Meski kekerasan tidak seperti pada 2006-2007 ketika konflik sektarian berkobar mengiringi kekerasan anti-AS, sekitar 300 orang tewas setiap bulan pada 2010, dan Juli merupakan tahun paling mematikan sejak Mei 2008.

Militer AS menyelesaikan penarikan pasukan secara besar-besaran pada akhir Agustus 2010, yang diumumkannya sebagai akhir dari misi tempur di Irak, dan setelah penarikan itu jumlah prajurit AS di Irak menjadi sekitar 50.000. Sisa pasukan AS itu akan ditarik sepenuhnya pada akhir tahun ini.

Penarikan brigade tempur terakhir AS dipuji sebagai momen simbolis bagi keberadaan kontroversial AS di Irak, lebih dari tujuh tahun setelah invasi untuk mendongkel Saddam. Namun, pasukan AS terus melakukan operasi gabungan dengan pasukan Irak dan gerilyawan Kurdi Peshmerga di provinsi-provinsi Diyala, Nineveh dan Kirkuk dengan pengaturan keamanan bersama di luar misi reguler militer AS di Irak.

Rangkaian serangan dan pemboman sejak pasukan AS ditarik dari kota-kota di Irak pada akhir Juni 2009 telah menimbulkan pertanyaan mengenai kemampuan pasukan keamanan Irak untuk melindungi penduduk dari serangan-serangan gerilya seperti kelompok militan Sunni Al-Qaidah.

Gerilyawan yang terkait dengan Al-Qaidah kini tampaknya menantang prajurit dan polisi Irak ketika AS mengurangi jumlah pasukan menjadi 50.000 prajurit pada 1 September 2010, dari sekitar 170.000 pada puncaknya tiga tahun lalu.

 

sumber : antara/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement