REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH – Pemerintah Arab Saudi akan membangun sebuah menara tertinggi di dunia di pelabuhan Jeddah yang menghadap ke Laut Merah. Proyek pembangunan gedung prestisius yang menghabiskan biaya 4,6 miliar riyal atau 1,23 miliar dolar AS itu akan dilakukan Bin Laden Group.
Rencana proyek pembangunan itu disampaikan miliarder Arab Saudi, Pangeran Alwaleed bin Talal, Selasa (2/8). Proyek pembangunan gedung yang memiliki luas lebih dari 500 ribu meter persegi itu memakan waktu lima tahun. Diharapkan menara itu dapat menjadi simbol bagi kejayaan proyek kerajaan di luar kota Jeddah yang dilakukan Pangeran Alwaleed sebagai bagian dari rencana pembangunan kota kerajaan Arab Saudi.
Alwaleed mengatakan, pembangunan menara tersebut akan memberikan makna ekonomi dan keuangan di Jeddah yang tidak boleh diabaikan. "Ada pesan politis yang disampaikan kepada dunia, kami orang Saudi berinvestasi di negara sendiri," ujarnya.
Apabila proyek pembangunan telah selesai, menara tersebut akan menggantikan menara Burj Khalifa yang mencapai ketinggian 828 meter di Dubai. Burj Khalifa merupakan menara tertinggi di dunia yang dibangun Emaar Properties yang menghabiskan biaya pembangunan senilai 1,5 miliar dolar AS.
Menara tersebut nantinya dilengkapi dengan sebuah hotel, apartemen, kondominium mewah dan ruang perkantoran. Semuanya hasil rancangan arsitek asal AS, Adrian Smith dan Gordon Gill.
Alwaleed, yang masih keponakan raja Abdullah, mengatakan menara Jeddah akan memiliki ketinggian 1.000 meter. Namun ketinggian sesungguhnya menara prestisius itu masih dirahasiakan.
Selain Bin Laden group yang menguasai kepemilikan saham senilai 16,63 persen, menara itu juga akan dimiliki jeddah Economi Co yang menguasai saham kepemilikan 33,35 persen, Abrar international Holding sebesar 33,35 persen dan pengusaha Abdurrahman Sharbatly sebesar 16,67 persen.
Menurut The Wall Street Journal, selama ini Pangeran Alwaleed lebih banyak menanamkan modalnya di perbankan, hotel dan bisnis media massa. Sahamnya tersebar di sejumlah perusahaan terkemuka dunia seperti Citigroup Inc, News Corp, Apple Inc dan Time Warner Inc.