Senin 12 Sep 2011 21:38 WIB

Warga Kanada Sebut Konflik Dunia Barat dan Islam tak Terdamaikan

Rep: Agung Sasongko/ Red: cr01
Benturan antar-peradaban (ilustrasi)
Foto: lawrenceofcyberia.blogs.com
Benturan antar-peradaban (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, ONTARIO – Mayoritas dari masyarakat Kanada berpendapat konflik antara negara-negara Barat dan dunia Muslim “tidak terdamaikan”. Demikian kesimpulan sebuah survei nasional saat peringatan tragedi 9/11, Ahad (11/9) kemarin.

Hasil survei yang melibatkan 1.500 warga Montreal dan dilakukan selama tiga hari itu, menunjukkan 56 persen responden melihat masyarakat Barat dan Muslim terkunci dalam sebuah perjuangan ideologi yang tak berujung. Hanya 33 persen yang menyatakan konflik dunia barat dan Islam dapat diatasi.

Direktur Eksekutif Association for Canadian Studies (ACS), Jedwab Jack, mengatakan temuan survei memiliki "konsekuensi serius" bagi pemerintah Kanada dalam mengeluarkan kebijakan yang berusaha menjembatani dua budaya dalam mengatasi benturan antar-agama dan budaya.

"Konflik yang terjadi dalam masyarakat multi kultural dapat diselesaikan melalui dialog dan negosiasi. Kanada terlihat menonjol dalam menyelesaikan konflik melalui dua acara tersebut," paparnya seperti dikutip Nationalpost.com, Senin (12/9).

Dia menambahkan, jika mayoritas masyarakat Kanada menyatakan benturan yang terjadi tak terdamaikan. Lantas mengapa beragam program dan proyek dirintis bertujuan untuk menjembantani dua budaya yang dimaksud.

Sementara, sebuah survei online menyebutkan ada semacam kecemasan dari masyarakat Kanada tentang keamanan dunia selepas tragedi 9/11. Mereka juga mencemaskan konflik Afghanistan yang berkepanjangan.

Kondisi senada juga terungkap dalam hasil survei ACS yang mengatakan 65 responden mengatakan mereka tidak lagi percaya dunia sekarang ini lebih aman dari ancaman terorisme. Dan 70 persen responden pesimis perang di Afghanistan mengurangi kemungkinan resiko serangan teroris. "Sikap pesimis ini muncul akibat dari keputusasaan yang meluas ihwal solusi penyelesaian benturan Barat dan dunia Islam," kata Jedwab.

Ia mengatakan sulit bagi Kanada untuk meredakan benturan itu bila tidak ada pemahaman dalam setiap kebijakan yang dikeluarkan. "Jadi, survei ini dapat menjadi pertimbangan pemerintah Kanada untuk mengambil langkah tepat seperti merujuk kembali pada hak-hak kemanusiaan yang selama ini dihormati," pungkas Jedwab.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement