REPUBLIKA.CO.ID,LA PAZ - Menteri Dalam Negeri Bolivia, Sacha Llorenti, Selasa (27/9) mengumumkan bahwa dirinya mengundurkan diri. Keputusannya tersebut sehubungan dengan kecaman keras setelah penindasan keras akhir pekan lalu terhadap anggota suku asli Amazon yang melancarkan protes.
Polisi anti-huru-hara menembakkan gas air mata dan menangkap ratusan orang pada Ahad (25/9). Aparat memasuki satu kamp pegiat yang memprotes pembuatan jalan yang direncanakan melalui suaka alam hutan hujan Amazon. Hutan tersebut menjadi tempat bagi sebanyak 50.000 warga asli dari tiga kelompok suku asli yang berbeda.
Llorenti mengatakan ia akan mengundurkan diri dalam upaya menghindari dipolitisasinya kejadian tersebut. Keputusannya ini sekaligus untuk membela diri dari kecaman pedas sehubungan dengan penindasan itu.
"Saya bukan meninggalkan 'kapal' karena kapal tersebut tenggelam. Tapi, sebaliknya saya menyingkir dengan tujuan rendah hati yaitu membiarkan kapal proses revolusioner bergerak maju dengan lebih cepat lagi," kata Llorenti, yang memangku jabatan pada Januari 2010, sebagaimana dikutip AFP.
Pengunduran diri Llorenti dilakukan setelah Cecilia Chacon, yang sekarang menjadi mantan menteri pertahanan, meletakkan jabatan sehubungan dengan peristiwa itu pada Senin (26/9). Protes itu dan korban akibat penindasan telah berubah jadi tantangan bagi pemerintah sayap kiri, pimpinan Evo Morales, yang merupakan warga asli pertama yang terpilih sebagai presiden di negeri tersebut. Morales telah mengatakan jalan raya sepanjang 300 kilometer itu penting bagi perkembangan ekonomi Bolivia.