REPUBLIKA.CO.ID, KOLOMBO -Presiden Sri Lanka, Mahinda Rajapaksa membantah isu yang mengatakan pemerintah bakal mengusur Masjid di Hambantota. Sebaliknya, presiden berjanji akan mengembangkan sarana peribadatan di Sri Lanka.
"Ada pihak yang berusaha untuk merusak suasana damai dengan isu menyesatkan," papar Mahinda saat meresmikan kompleks pemerintahan Ruhunupura Magam di Hambantota, seperti dikutip Asiatribune, Rabu (5/10).
Presiden mengatakan pemerintah memiliki kebijakan untuk mempercepat pembangunan dalam negeri, termasuk pembangunan mental dan spritual masyarakat Sri Lanka. Namun, ungkap Mahandi, keinginan pemerintah disalahartikan oleh pihak-pihak yang tidak menyukai kebijakan tersebut.
"Pemerintah berniat membawa bangsa ini ke posisi terhormat dengan menerapkan kebijakan Mahinda Chinthana, visi untuk masa depan," katanya.
Masa depan yang dimaksud, lanjut Mahinda, tidak hanya diperuntukan untuk generasi saat ini tetapi untuk generasi baru Sri Lanka. Karena itu, melalui keberanian, kekuatan dan kepercayaan diri, pemerintah berusaha keras menggapai kemajuan.
"Setiap tahun pemerintah mengalokasikan Rs 90 miliar untuk pembangunan infrastruktur, dan akan meningkat menjadi Rs 100 miliar per tahun dari anggaran yang akan datang," janji Mahinda.
Komunitas Muslim Sri Lanka merupakan minoritas di negaranya. Mereka kerap mendapat tekanan lantaran menyandang identitas sebagai seorang Muslim. Akibatnya, tak sedikit dari mereka yang terusir dan hidup sebagai pengungsi.