REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK--Seni Islam kembali meramaikan galeri Museum Seni Metropolitan New York. Kehadiran seni Islam ini merupakan bagian dari pembukaan Museum selepas renovasi yang dilakukan selama delapan tahun.
Museum dijadwalkan resmi dibuka pada 1 November mendatang. Dalam pembukaan itu, dipertontonkan 1.200 koleksi Seni dari Timur Tengah, Turki, Iran, Asia Tengah, Asia Selatan dan lainnya.
"Saya pikir keberadaan seni Islam memberikan pemahaman yang lebih baik tentang kompleksitas dan interkoneksi antar budaya berbeda," papar kurator Mechthild Baumeister seperti dikutip alarabiya.net, Rabu (26/10).
Ia mengatakan sangat penting untuk lebih mendalami sejarah Islam dengan memahami perkembangan seni dan budayanya Sebab, tak diragukan lagi, Islam merupakan salah satu agama besar di dunia. Dalam Islam terbangun sebuah peradaban yang didalamnya terdapat kemegahan dan kompleksitas seni dan budaya.
Sutradara Thomas Campbell Met menuturkan Islam tumbuh dan berkembang selama 13 Abad. Cakupannya sangat luas meliputi Timur Tengah, Afrika Utara, Eropa dan Asia Selatan. "Seni Islam bukanlah seni tunggal atau monolitik, melainkan terhubung dalam hamparan geografis yang luas selama berabad-abad. Seni Islam sangat dinamis," kata dia.
Karena itu, ungkap Campbell, inovasi yang dilakukan pihak museum akan membangkitkan semangat pluralitas yang selanjutnya membentuk warisan budaya peradaban Manusia.
Apa yang ditampilkan dalam Museum New York ini berasal dari koleksi para kolektor dalam rentang tahun akhir abad ke-19 hingga awal tahun 1930-an. Tampak jendela ukiran dari India. Selanjutnya, patung Iran setinggi lima kaki yang terbuat dari semen.
Lalu ada kaligrafis arab sebagai sampul depan Alquran kuno, perhiasan, pedang bertatahkan batu rubi, perak dan emas. Selain itu, ada pula lantai marmer yang memiliki desain geometris bertuliskan ayat-ayat dari Quran.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
