Jumat 28 Oct 2011 06:02 WIB

Sri Lanka: Menumpas Macan Tamil Disebut Kejahatan Perang? Itu Propaganda

Sri Lanka
Foto: .
Sri Lanka

REPUBLIKA.CO.ID, PERTH, AUSTRALIA - Pemerintah Sri Lanka hari Kamis (27 /10)berusaha menepis tuduhan kejahatan perang dan menyebutnya sebagai propaganda dari saingan-saingan yang kalah. Pernyataan itu dilontarkan ketika negara itu mendapat tekanan yang meningkat menjelang pertemuan puncak Persemakmuran.

Seorang juru bicara Presiden Sri Lanka Mahendra Rajapakse menyebut sebagai "tidak adil" fokus utama mengenai masalah itu menjelang pertemuan Jumat yang dihadiri para pemimpin Persemakmuran yang mencakup 54 negara di kota Perth, Australia.

"Ini mesin propaganda licin dari sisa-sisa LTTE," kata juru bicara Bandula Jayasekera kepada saluran berita ABC, menunjuk pada Macan Pembebasan Tamil Eelam (LTTE) dan para pendukungnya di luar negeri.

Pasukan Sri Lanka meluncurkan ofensif besar-besaran untuk menumpas LTTE pada 2009 yang mengakhiri perang etnik hampir empat dasawarsa di negara tersebut. Kemenangan pasukan Sri Lanka atas LTTE menyulut tuduhan-tuduhan luas mengenai pelanggaran hak asasi manusia.

Perdana Menteri Australia Julia Gillard membahas masalah itu dengan Rajapakse selama pertemuan Rabu di Perth. Isu tersebut diperkirakan menjadi bahasan utama selama Pertemuan Kepala Pemerintah Persemakmuran (CHOGM) yang berlangsung tiga hari.

"Ini kabar angin. Ini hanya tuduhan-tuduhan... Kami telah mengakhiri teror 30 tahun," kata Jayasekera. Pada forum bisnis Persemakmuran di Perth, Kamis, Rajapakse menegaskan lagi bahwa pemerintah telah menumpas sebuah organisasi "teroris" ketika mengalahkan Macan Tamil.

"Pada akhir kekerasan teroris, adalah sangat penting untuk memajukan negara ke jalur pembangunan ekonomi dan sosial," kata Rajapakse. Sri Lanka menolak seruan internasional bagi penyelidikan kejahatan perang dan menekankan bahwa tidak ada warga sipil yang menjadi sasaran pasukan pemerintah. Namun, kelompok-kelompok HAM menyatakan, lebih dari 40.000 warga sipil mungkin tewas akibat aksi kedua pihak yang berperang.

Pemerintah Sri Lanka pada 18 Mei 2009 mengumumkan berakhirnya konflik puluhan tahun dengan Macan Tamil setelah pasukan menumpas sisa-sisa kekuatan pemberontak tersebut dan membunuh pemimpin mereka, Velupillai Prabhakaran. Pernyataan Kolombo itu menandai berakhirnya salah satu konflik etnik paling lama dan brutal di Asia.

Konflik terebut telah menewaskan puluhan ribu orang dalam berbagai pertempuran, serangan bunuh diri, pemboman dan pembunuhan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement